Bursa AS dan Eropa Rontok di Pengujung Tahun 2022

Lona Olavia
31 Desember 2022, 09:40
Bursa AS dan Eropa Rontok di Penghujung Tahun 2022
xPACIFICA/Getty Image

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street menutup tahun perdagangan 2022 pada Jumat (Sabtu pagi WIB) dengan penurunan tajam selama setahun. Sentimen negatif itu didorong oleh kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengekang inflasi, kekhawatiran resesi, perang Rusia-Ukraina, dan meningkatnya kekhawatiran atas kasus Covid di Tiongkok. 

Indeks Dow Jones Industrial Average berkurang 73,55 poin atau 0,22 persen, menjadi menetap di 33.147,25 poin. Indeks S&P 500 merosot 9,78 poin atau 0,25 persen, menjadi berakhir di 3.839,50 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 11,60 poin atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 10.466,48 poin.

Sepuluh dari 11 indeks sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah dipimpin oleh sektor real estat dan utilitas.

Tiga indeks utama Wall Street membukukan penurunan tahunan pertama mereka sejak 2018 ketika era kebijakan moneter yang longgar berakhir dengan laju kenaikan suku bunga tercepat Federal Reserve sejak 1980-an.

Indeks acuan S&P 500 telah terpuruk 19,4 persen tahun ini, menandai penurunan kapitalisasi pasar sekitar 8 triliun dolar AS. Indeks Nasdaq yang padat teknologi anjlok 33,10 persen, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average melemah 8,9 persen. 

Persentase penurunan tahunan untuk ketiga indeks adalah yang terbesar sejak krisis keuangan 2008, sebagian besar didorong oleh penurunan saham-saham pertumbuhan, karena kekhawatiran atas kenaikan suku bunga Fed yang cepat meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

"Alasan makro utama berasal dari kombinasi peristiwa seperti gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung yang dimulai pada tahun 2020, lonjakan inflasi, keterlambatan The Fed memulai program pengetatan suku bunga dalam upaya untuk menahan inflasi," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, dikutip dari Reuters.

Dia juga mengutip indikator ekonomi yang menunjukkan resesi, ketegangan geopolitik termasuk perang Ukraina, dan kasus Covid Tiongkok yang melonjak, serta ketidakpastian atas Taiwan.

Saham-saham pertumbuhan telah berada di bawah tekanan dari kenaikan imbal hasil selama sebagian besar tahun 2022 dan telah berkinerja buruk dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang terkait secara ekonomi, membalikkan tren yang telah berlangsung selama sebagian besar dekade terakhir.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...