Laba BSI Melambung 40,68% Jadi Rp 4,26 T, Capai Rekor Tertinggi

Lona Olavia
1 Februari 2023, 20:37
Laba BSI Melambung 40,68% Jadi Rp 4,26 T, Capai Rekor Tertinggi
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Teller menghitung uang di Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Thamrin, Jakarta, Selasa (1/11/2022). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 19 persen (year on year) pada September 2022 atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit perbankan umum yang hanya naik 11 persen (year on year).

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih sebesar Rp 4,26 triliun, tumbuh 40,68% secara tahunan. Pencapaian ini merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.

“Alhamdulillah, di tahun kedua sejak berdirinya BSI mampu mencetak laba impresif. Pencapaian ini membuktikan strategic response BSI yang tepat untuk meraih pertumbuhan bisnis yang sehat, penghimpunan dana masyarakat, menjaga sustainability pertumbuhan yang fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam keterangan resmi, Rabu (1/2).

Hery menambahkan, pertumbuhan laba perseroan diiringi dengan meningkatnya aset emiten dengan kode BRIS tersebut yang saat ini mencapai Rp 305,73 triliun, tumbuh 15,24% secara year on year. Selain itu juga ditopang oleh pertumbuhan bisnis yang sehat dari segmen ritel dan wholesale, serta didukung oleh peningkatan dana murah, kualitas pembiayaan yang baik, efisiensi dan efektivitas biaya dan fee based income (FBI).

Peningkatan laba bersih juga didorong oleh pencapaian kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 261,49 triliun yang tumbuh 12,11%. Pembiayaan tumbuh 21,26% menjadi Rp 207,70 triliun. NPF kotor di level 2,42%, serta peningkatan fee based income BSI Mobile mencapai Rp 251 miliar atau tumbuh 67%.

Hingga Desember 2022, total pembiayaan BSI mencapai Rp 207,70 triliun, dengan porsi pembiayaan yang didominasi oleh pembiayaan konsumer sebesar Rp 106,40 triliun, tumbuh 25,94%. Selain itu, pembiayaan wholesale sebesar Rp 57,18 triliun atau tumbuh 15,80% dan pembiayaan mikro yang mencapai Rp 18,74 triliun, tumbuh 32,71% secara tahunan.

Dari sisi likuiditas, BSI mencatat perolehan DPK BSI mencapai Rp 261,49 triliun,  yang didominasi oleh tabungan wadiah mencapai Rp 44,21 triliun dan berada di peringkat ke 5 tabungan secara nasional dengan jumlah nasabah BSI mencapai 17,78 juta orang. Pencapaian ini memberikan pengaruh positif terhadap rasio cost of fund (CoF) BSI menjadi 1,62%.

Rasio keuangan BSI juga solid, tumbuh dan terintermediasi dengan baik. Terlihat dari return of equity (ROE) sebesar 16,84% dan return of asset (ROA) sebesar 1,98%. Selain itu, dari sisi biaya BSI mencatat efektifitas dan efisiensi yang tercermin dari rasio biaya operasional menjadi 75,88%.

BSI yakin kinerja positif di tahun 2022 akan terus berlanjut di tahun 2023, apalagi perseroan fokus untuk membangun Islamic Ecosystem dan memperkuat Ziswaf untuk kepentingan umat.

“BSI siap membawa babak baru industri keuangan syariah melalui business model layanan keuangan, sosial dan spiritual yang dapat menjawab segala kebutuhan nasabah,” ucap Hery. 

BSI terus menyasar nasabah-nasabah yang memiliki aset pertama, berpenghasilan tetap dan wirausaha. Pada 2022, BSI mencatat segmen pembiayaan konsumer (Griya, Oto, Multiguna) tumbuh melesat.

Begitupula dengan wholesale berfokus pada pembiayaan sindikasi dan kolaborasi dengan Pemerintah, dan pembiayaan mikro berfokus pada penyaluran pembiayaan UMKM, KUR dan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah.

Efisiensi yang mendorong kinerja perseroan pun didukung oleh akselerasi digital. Hal ini terlihat dari lonjakan jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 4,81 juta pengguna atau naik sebesar 39% secara tahunan. Jumlah pengguna yang semakin meningkat ini dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat yang semakin digital savvy dan familiar dengan e-banking channel BSI. 

Menutup kinerja tahun 2022, BSI juga menyelesaikan proses rights issue yang memiliki kelebihan permintaan sebanyak 1,4 kali. Pada rights issue tersebut BSI mengeluarkan sebanyak 4,99 miliar saham baru Seri B senilai Rp 5 triliun, sehingga total modal BSI menjadi sebesar Rp 34 triliun. 

Aksi korporasi ini selain berhasil meningkatkan free float melebihi ketentuan minimum yang berlaku, juga menunjukan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap kinerja fundamental perseroan. Kedepannya, perseroan optimis saham BSI akan bergerak positif seiring dengan kinerja perseroan yang terus tumbuh dari sisi inovasi produk dan digitalisasi layanan.

 

 

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait