OJK Targetkan Nilai Emisi Pasar Modal Tembus Rp 200 Triliun di 2023

 Zahwa Madjid
6 Februari 2023, 11:31
OJK Targetkan Nilai Emisi Pasar Modal Tembus Rp 200 Triliun di 2023
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Agung Rajasa/wsj.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan paparan saat Summit Ministerial Talk yang merupakan rangkaian acara B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (13/11/2022).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pemulihan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan terus berlanjut tahun ini. Seiring dengan keyakinan tersebut, OJK menargetkan nilai emisi di  pasar modal bisa tembus Rp 200 triliun pada tahun 2023 ini.

Sedangkan kredit perbankan diproyeksikan tumbuh sebesar 10% sampai 12%. Persentase didukung pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7% sampai 9%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan bahwa meningkatnya aktivitas perekonomian domestik dari sisi konsumsi dan investasi telah menjadi penopang pertumbuhan. Hal tersebut tercermin dari perkembangan pasar modal yang mencatatkan penambahan 71 emiten tahun lalu tertinggi sepanjang sejarah.

Selain itu, Kredit perbankan tumbuh 11,4%  dan piutang pembiayaan tumbuh 14,2%.

"Pertumbuhan ini lebih tinggi dari capaian rata-rata lima tahun sebelum pandemi Covid-19," kata Mahendra Siregar dalam  Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023, Senin (6/2).

Adapun rata-rata pertumbuhan kredit perbankan dalam lima tahun sebelum pandemi, yakni dari 2015-2019 hanya mencapai 8,88%.

Mahendra juga mengatakan bahwa tahun ini siklus politik 5 tahunan sudah dimulai. Berdasarkan periode sebelumnya, akselerasi pertumbuhan konsumsi masyarakat dan aktivitas industri akan meningkat. Khususnya industri padat karya seperti makanan minuman, produk tekstil, percetakan, serta transportasi.

“Pemilihan presiden-wapres kali ini adalah yang kelima setelah reformasi. Pengalaman menunjukkan sekalipun suhu politik tentu meningkat, namun kondisi keamanan, kepastian hukum dan iklim berusaha tetap terjaga dengan baik,” kata Mahendra.

OJK meyakini sebagian besar risiko transmisi perlambatan pertumbuhan ekonomi global, termasuk dampak penurunan harga komoditas, permintaan ekspor dan pengetatan likuiditas global sudah dapat dipahami dan akan dimitigasi dengan tepat.

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...