Tetapkan Harga IPO Rp 127 per Saham, Nusantara Sawit Raih Rp 453,16 M

Lona Olavia
2 Maret 2023, 14:39
Tetapkan Harga IPO Rp 127 per Saham, Nusantara Sawit Raih Rp 453,16 M
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nym.
Pekerja mengangkut kelapa sawit hasil panen di Desa Pucok Lueng, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (4/2/2023). Harga referensi produk minyak kelapa sawit (CPO) periode 1-15 Februari 2023 sebesar 879,31 dolar AS/MT yaitu turun 41,26 dolar AS dari periode sebelumnya sebesar 920,57 dolar AS/MT akibat penurunan permintaan dari India dan Tiongkok serta imbas dari penguatan kurs ringgit Malaysia terhadap dolar AS.

PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) menetapkan harga perdana umum perdana atau initial public offering (IPO) saham sebesar Rp 127 per lembar. Harga tersebut hampir berada di batas bawah dari harga penawaran awalnya di Rp 122-190 per lembarnya.

Dalam publikasi e-IPO Kamis (2/3) emiten pertanian dan perkebunan sawit ini melepas sebanyak 3,56 miliar saham baru atau 15% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 50. Sehingga jumlah dana yang dihimpun perseroan dari aksi korporasi ini sebesar Rp 453,16 miliar. 

Emiten pertanian dan perkebunan sawit ini juga menerbitkan Waran Seri I sebanyak 1,78 miliar waran yang menyertai penerbitan saham baru atau 8,82% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada nilai nominal Rp 50.

Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu waran di mana setiap satu waran memberikan hak kepada pemegang dengan harga pelaksanaan Rp 190. Dari hasil waran ini perseroan mendapat dana tambahan sebesar Rp 338,98 miliar.

Dana hasil IPO untuk anak usaha perseroan yakni PT Borneo Sawit Perdana digunakan untuk belanja modal dengan porsi 29,8 persen guna membangun fasilitas pabrik kelapa sawit.

Lalu 3,2 persen dana IPO untuk anak usaha tersebut untuk membangun terminal khusus dan 9,4 persen untuk pembelian pupuk dan agrochemical atau bahan kimia pertanian.

Kemudian 47 persen dana IPO untuk anak usaha perseroan lainnya, yakni PT Bina Sarana Sawit Utama. Bina Sarana akan menggunakan dana itu 15,7 persen untuk belanja modal seperti pembebasan lahan atas lahan seluas 6.831 hektare agar dapat menjadi hak guna usaha, 7,5 persen pembibitan dan 23,8 persen untuk pemupukan tanaman selama periode TBM pada tahun ke 0–3 hingga direklasifikasi menjadi TM pada tahun ke-4.

Lalu sisanya, sekitar 10,6 persen dana IPO untuk anak usaha lainnya yakni PT Prasetya Mitra Muda guna modal kerja seperti pembelian pupuk, dan bahan kimia pertanian.

Sedangkan dana yang akan diperoleh perseroan dari hasil pelaksanaan Waran Seri I seluruhnya akan digunakan Perseroan untuk mengalokasikan belanja modal ke entitas anak perseroan dengan mekanisme penyertaan modal.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana efek BRI Danareksa Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas, Sucor Sekuritas dan Samuel Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek PT Danasaksti Sekuritas Indonesia, Phillip Sekuritas Indonesia dan Yulie Sekuritas Indonesia.

Lebih lanjut setelah IPO ini, mulai tahun buku 31 Desember 2024 dan seterusnya, dengan memperhatikan keputusan para pemegang saham dalam RUPS, direksi perseroan berencana untuk membagikan dividen kepada pemegang saham perseroan dengan nilai sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan.

Terkait kinerja, Nusantara Sawit Sejahtera membukukan penjualan sebesar Rp 864,3 miliar per September 2022, tumbuh dari posisi yang sama di 2021 sebesar Rp 763,3 miliar. Sementara itu laba bersih tercatat Rp 64,5 miliar atau turun dari periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 147,1 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...