Pendapatan Tol Naik ke Rp 12,44 T, Laba Jasa Marga Melesat 70,05%
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,74 triliun hingga kuartal IV 2022. Laba perseroan naik 70,05% dibandingkan laba tahun lalu pada periode yang sama Rp 1,61 triliun.
Seiring dengan kenaikan laba, pendapatan Jasa Marga turut meningkat 9,13% menjadi Rp 16,58 triliun sepanjang 2022. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, pendapatan JSMR Rp 15,16 triliun.
Meningkatnya pendapatan perseroan disebabkan oleh raihan dari pendapatan tol Rp 12,44 triliun hingga akhir 2022. Raihan dari pendapatan tol tersebut melaju 15,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 10,78 triliun.
Selain itu total pendapatan usaha lainnya tercatat Rp 1,33 triliun, naik 35,2% hingga 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 990,06 miliar. Namun raihan dari pendapatan konstruksi turun 17,4% menjadi Rp 2,80 triliun.
Selanjutnya beban pokok pendapatan perseroan Rp 9,16 triliun atau naik 5,39% hingga akhir 2022. Dibandingkan dengan beban pokok pendapatan yang sebelumnya yaitu Rp 8,69 triliun. Beban pokok pendapatan perseroan disebabkan beban tol dan usaha lainnya Rp 6,39 triliun. Angka tersebut naik 19,83% dibandingkan tahun lalu Rp 5,33 triliun.
Liabilitas Jasa Marga tercatat turun 13,49% menjadi Rp 65,51 triliun hingga akhir 2022. Dibandingkan dengan tahun lalu liabilitas Jasa Marga tercatat Rp 75,74 triliun. Sementara untuk ekuitas perseroan meningkat 0,47% menjadi Rp 25,61 triliun. Dibandingkan Desember 2021 yaitu Rp 25,5 triliun.
Adapun aset Jasa Marga menurun 9,97% menjadi Rp 91,13 triliun dibandingkan dengan Desember 2021 Rp 101,24 triliun.
Pada perdagangan Jumat (3/3), Saham Jasa Marga naik 3,38% ke level Rp 3.360 dari level harga perdagangan awal, yakni Rp 3.250 per saham. Harga saham tertingginya mencapai Rp 3.400 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 24,39 triliun.
Volume saham Jasa Marga yang diperdagangkan tercatat 11,47 juta dengan nilai transaksinya Rp 38,43 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 3.151 kali, dengan rentang harga penjualan Rp 3.310-3.400 per saham.
