Jelang IPO Anak Usaha Harita, Kekayaan Lim Hariyanto Naik Rp 50 T
Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono (94 tahun), pemilik Grup Harita melonjak tajam. Posisi Lim Hariyanto kini berada di urutan ke-6 orang terkaya di Indonesia. Lonjakan kekayaannya disinyalir seiring dengan aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham anak usaha Grup Harita, PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) yang tengah berlangsung.
Berdasarkan data Real Time Billionaires Forbes pada 25 Maret 2023, Lim Hariyanto memiliki kekayaan sekitar US$ 4,9 miliar atau Rp 74,23 triliun (asumsi kurs Rp 15.150).
Peringkat Lim Hariyanto berada dibawah Prajogo Pangestu yang menduduki posisi ke-5 dengan harta US$ 5,6 miliar. Namun mengungguli Bos CT Corp, Chairul Tanjung yang berada tepat di bawahnya atau di posisi ke-7 dengan kekayaan US$ 4,8 miliar.
Kekayaannya melonjak cukup cepat karena pada 9 Maret 2023, Lim Hariyanto masih menempati orang terkaya ke-19 di Indonesia dengan kekayaan US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 18,20 triliun (asumsi kurs Rp 15.171) versi Forbes Real Time Billionaires.
Dengan demikian dalam rentang sekitar 2 mingguan, kekayaan pria yang berasal dari Samarinda, Kalimantan itu melesat hingga US$ 3,7 miliar atau Rp 56,05 triliun. Bahkan dirinya mampu mengungguli 13 konglomerat di Indonesia dalam kurun waktu tersebut.
Adapun pada tahun lalu, Lim Hariyanto masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Dia menduduki posisi ke-36 pada tahun lalu.
Melansir Forbes, Lim dan keluarganya memiliki saham mayoritas di produsen minyak sawit yang terdaftar di Singapura, Bumitama Agri yang perkebunannya berlokasi di Indonesia.
Grup Harita milik keluarga juga memiliki saham mayoritas di perusahaan tambang bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA). Lonjakan kekayaan Lim Hariyanto seiring dengan IPO NCKL.
Sebelumnya perusahaan logam dan pertambangan Trimegah Bangun Persada dikabarkan mengkaji besaran harga saham IPO di atas kisaran harga yang dipasarkan.
Sumber Bloomberg mengatakan, calon emiten yang akan menggunakan ticker NCKL itu mempertimbangkan untuk menetapkan harga IPO di atas kisaran harga yang dipasarkan setelah terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribe saham NCKL. Besaran yang dipertimbangkan yakni Rp 1.250 per lembar.
Namun musyawarah sedang berlangsung dan belum ada keputusan akhir yang dibuat. Oleh karena itu, besaran harganya bisa berubah saat IPO. Anak usaha Grup Harita itu telah memasarkan 8,1 miliar saham dengan harga masing-masing Rp 1.220 hingga Rp 1.250 per lembar.
Jika harga IPO di atas kisaran, perusahaan akan mengumpulkan Rp 10,1 triliun dan melampaui dana IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sebagai yang terbesar di Indonesia pada tahun ini.