Dua Perusahaan Nikel akan Segera IPO, Mana yang Lebih Menarik?
Dalam waktu dekat akan ada dua perusahaan nikel yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kedua emiten nikel tersebut adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), serta PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) anak usaha pertambangan nikel Grup Harita.
Kedua perusahaan nikel tersebut memiliki ambisi untuk meraih dana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham bernilai jumbo.
Dalam aksinya untuk menjadi perusahaan go public, NCKL akan melepas 12,09 miliar saham atau setara 18% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Harga yang ditawarkan ada di rentang Rp 1.220-1.250 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraih dana segar Rp 14,75 triliun hingga Rp 15,11 triliun dari aksi korporasi ini.
Sedangkan MBMA melepas 11 miliar saham atau setara dengan 10,24%. Adapun harga penawaran di kisaran Rp 780-795 per saham. Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi dana Rp 8,58 triliun hingga Rp 8,74 triliun.
Namun dalam prospektusnya ditegaskan bahwa apabila terjadi kelebihan pemesanan (oversubscribed) pada penjatahan terpusat, perseroan akan mengeluarkan saham tambahan paling banyak 1,1 miliar atau 1,01%. Sehingga jumlah dana IPO yang dapat diraih sebanyak-banyaknya Rp 9,61 triliun.
Secara sektoral, MBMA berada di industri yang sama dengan NCKL, namun dilihat dari sisi penggunaan dana hasil IPO, dana IPO untuk keperluan ekspansi lebih besar dicatatkan oleh NCKL dibandingkan MBMA yang lebih banyak untuk keperluan membayar utang.
Oleh karena itu, Research and Consulting Infovesta Utama Nicodemus Anggi menilai bahwa IPO NCKL akan lebih menarik.
“Saya melihat NCKL lebih menarik karena didukung dengan dana penggunaan hasil IPO untuk ekspansi yang lebih besar dibandingkan dengan MBMA. NCKL juga merupakan salah satu produsen nikel murni terbesar di Indonesia dengan fundamental yang baik sehingga hal ini juga akan menjadi hal yang dicermati investor,” kata Nico kepada Katadata.co.id, Rabu (29/3).
Menurut sumber Bloomberg, NCKL akan mematok harga IPO Rp 1.250 atau batas atas dari periode bookbuilding.
“NCKL merupakan salah satu produsen nikel murni terbesar di Indonesia. Jika dibandingkan dengan peers emiten metal mining lainnya, NCKL diperkirakan akan memiliki market caps terbesar kedua setelah MDKA,” kata Nico.
Selain itu Nico mengatakan, berdasarkan prospektus NCKL mempunyai estimasi Price Earning Ratio (PER) 15,89 kali. Bahkan jika dibandingkan emiten barang baku yang lain bisa disebutkan PER NCKL undervalued.
“Menurut saya juga prospek jangka panjang bagus untuk emiten tersebut karena pasar nikel di Indonesia sudah besar dan makin tumbuh. Apalagi nikel adalah salah satu komponen terpenting untuk EV (electronic vehicle ) dan industri EV juga makin berkembang di Indonesia,” kata Nico.
Selain itu proses hilirisasi yang makin berkembang soal metal dan mineral juga akan menguntungkan NCKL. Untuk itu, NCKL sebagai salah satu produsen nikel terbesar di Indonesia diharapkan dapat menyerap permintaan dari pasar.
“Jadi menurut saya prospek NCKL menarik berdasarkan sektor mereka, selain fundamental dan prospek bisnis yang kuat dan valuasi yang lumayan rendah, saya optimis terhadap emiten tersebut,” kata Nico.
Bisnis nikel sendiri, diprediksi akan berkembang dengan baik seiring pembukaan kembali ekonomi Cina. Kondisi ini akan mendukung perkembangan industri nikel di Indonesia sehingga akan berdampak ke harga saham emiten nikel.
Maka dari itu, Nico menilai saham bisnis nikel sangat menarik untuk dikoleksi secara jangka panjang.
“Secara fundamental dan secara sektoral sangat menarik untuk dikoleksi jangka panjang mengingat perkembangan EV dan hasil program hilirisasi industri nikel,” ucap Nico.
Saat ini, NCKL sedang berada dalam tahap bookbuilding dengan perkiraan jadwal penawaran pada 5-10 April 2023 serta pencatatan di BEI pada 12 April 2023. Perseroan menunjuk BNP Paribas Sekuritas Indonesia, Citigroup Sekuritas Indonesia, Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sedangkan untuk MBMA perkiraan masa penawaran umum berada di 12-14 April dan pencatatan di BEI pada 18 April 2023. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Indo Primer Sekuritas dan Trimegah Sekuritas.