Adaro Energy Buyback Saham Rp 4 Triliun, Berikut Jadwalnya
Emiten pertambangan batu bara, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Perseroan akan melakukan buyback dalam jangka waktu paling lama 18 bulan terhitung setelah tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan akan dilaksanakan melalui BEI.
Dalam keterbukaan informasi pada laman resmi perseroan, Selasa (4/4) dijelaskan bahwa jumlah nilai nominal seluruh saham yang akan dibeli kembali oleh perseroan tidak melebihi 10% dari modal yang ditempatkan.
Oleh karena itu mengingat rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) akan dilakukan pada tanggal 11 Mei 2023 dan apabila agenda buyback saham perseroan telah disetujui pada RUPST, maka buyback akan dilakukan terhitung sejak tanggal 12 Mei 2023.
Berikut adalah tanggal‐tanggal penting (perkiraan jadwal) dalam kaitannya dengan pembelian kembali saham oleh perseroan:
Sebelumnya Corporate Secretary Adaro Energy Mahardika Putranto mengatakan, perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja dan pendapatan perseroan karena saldo laba dan arus kas yang tersedia saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan dana pelaksanaan buyback.
“Pembelian kembali saham perseroan akan dilakukan dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku,” kata Mahardika, dalam keterbukaan informasi dikutip Rabu (15/2).
Aksi korporasi ini menurutnya akan menggunakan dana dari kas internal karena saat ini perseroan memiliki permodalan dan arus kas yang baik. Di mana kas perseroan cukup untuk membiayai seluruh kegiatan usaha dan operasional, belanja modal, serta pembelian kembali saham.
“Perseroan berharap dengan dilaksanakannya buyback akan memberikan tingkat pengembalian yang baik bagi pemegang saham serta meningkatkan kepercayaan investor sehingga harga saham perseroan dapat mencerminkan kondisi fundamental perseroan yang sebenarnya,” kata Mahardika.
Jika dana yang dialokasikan untuk buyback telah habis dan atau jumlah saham yang akan dibeli kembali telah terpenuhi, maka perseroan akan melakukan keterbukaan informasi terkait dengan penghentian pelaksanaan tersebut.
Terkait kinerja, emiten milik Garibaldi Tohir tersebut mencatat laba bersih sepanjang tahun 2022 sebesar US$ 2,83 miliar atau setara Rp 43 triliun. Capaian tersebut meroket hingga 175% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Capaian laba bersih tersebut berasal dari pendapatan perseroan yang meningkat 103% menjadi US$ 8,10 miliar atau sekitar Rp 123 triliun. Adapun pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 3,99 miliar.
Selain karena faktor cuaca, suplai dan peristiwa geopolitik yang menyebabkan harga bertahan pada level tinggi, lonjakan pendapatan Adaro Energy berasal dari kenaikan secara tahunan pada volume penjualan serta average selling price (ASP).