Sell In May and Go Away pada IHSG Diproyeksi Tak Berlaku Tahun Ini

Patricia Yashinta Desy Abigail
2 Mei 2023, 16:36
Sell In May and Go Away pada IHSG Diproyeksi Tak Berlaku Tahun Ini
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877.

Memasuki bulan Mei, Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) diperkirakan masih akan positif. Menurut analis, IHSG berpotensi menguat terbatas dalam rentang 6.735 hingga 6.995.

"Jika melihat secara historikal, IHSG pada bulan Mei memang cenderung mencatat pelemahan, pada tahun 2022 lalu IHSG terkoreksi 1,11%, di tahun 2021 turun 0,80%, 2020 menguat 0,79%, 2019 terkoreksi 3,81%, dan di 2018 terkoreksi 3,14%. Dalam 5 tahun terakhir hanya pada Mei tahun 2020 pergerakan IHSG terpantau positif 0,79%. Sehingga muncul sebuah istilah Sell in May and Go Away," kata Analis Ajaib Sekuritas Chisty Maryani dalam risetnya, Selasa (2/5).

Namun untuk Mei 2023 ini, pergerakan IHSG berpeluang positif dengan mempertimbangkan sejumlah faktor dan katalis pendorongnya.

Chisty mengatakan, pergerakan IHSG dipicu oleh kondisi ekonomi dalam negeri saat ini yang masih solid dibanding perekonomian sejumlah negara di global.

Kondisi ekonomi Indonesia mengacu kepada pencapaian pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tahun lalu yang mencapai 5,31% dan proyeksi ekonomi Indonesia 2023 mencapai sekitar 5%. Di sisi lain, foreign inflow yang masih cukup besar, adapun foreign net buy ke pasar saham dalam negeri sejak awal tahun hingga 28 April 2023 tercatat mencapai Rp 18,31 triliun atau all market.

Menilik satu bulan terakhir, pergerakan IHSG sangat positif yakni menguat 3,35%. Sejumlah katalis yang membayangi IHSG hingga akhir April 2023 berupa katalis positif dari data makro ekonomi dalam negeri. Diantaranya yakni PMI Indeks Indonesia pada posisi Maret 2023 yang dilaporkan melanjutkan tren ekspansif di level 51,9, meningkat sebesar 1,37%. Jika dibanding periode sebelumnya yang tercatat pada level 51,2.

Selain itu posisi cadangan devisa pada posisi akhir Maret 2023 yang dilaporkan tumbuh cukup signifikan yakni US$ 145,2 miliar, lebih tinggi dibanding posisi pada periode bulan sebelumnya yang tercatat US$ 140,3 miliar. Di sisi lain pertumbuhan kredit nasional yang tumbuh solid pada level 9,93%, data Indeks Keyakinan Konsumen yang tercatat masih pada level optimis 123,3 pada Maret 2023. Serta data jumlah uang beredar dalam arti luas yang dilaporkan masih tumbuh positif 6,2% pada Maret 2023.

"Katalis positif lainnya juga berasal dari optimistis pasar terhadap rilisnya laporan kinerja emiten untuk periode kuartal I 2023 yang dilaporkan diatas ekspektasi, dan aksi korporasi berupa pembagian dividen dengan rasio dividend yield yang terbilang jumbo menjadi semacam booster penggerak laju IHSG hingga akhir April 2023," katanya, Selasa (2/5)

Sementara itu untuk katalis eksternal diantaranya berasal dari data PMI manufaktur Amerika Serikat pada April 2023 yang tercatat pada level optimis yakni sebesar 50,4. Industri manufaktur AS yang pulih tersebut menjadi katalis positif untuk kinerja ekspor non migas Indonesia. Sebab AS merupakan salah satu negara tujuan ekspor non migas terbesar setelah Cina dengan porsi 10,22% sepanjang tahun 2022. Kemudian data laporan terkait produksi industri dan penjualan ritel yang membaik di Asia menjadi tambahan katalis positif lainnya.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...