Harga Nikel Turun, Laba Harita Nickel Tergerus Jadi Rp 1,5 Triliun

Lona Olavia
3 Mei 2023, 17:43
Harga Nikel Turun, Laba Harita Nickel Tergerus Jadi Rp 1,5 Triliun
Dokumentasi perseroan

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, perusahaan pertambangan dan hilirisasi nikel mencatatkan laba periode berjalan Rp 1,5 triliun di kuartal I 2023, turun dari sebelumnya Rp 1,6 triliun di kuartal I 2022.

“Penurunan laba dikarenakan melemahnya harga nikel, kobalt, serta menguatnya rupiah di kuartal pertama tahun 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” tulis manajemen dalam keterangan resmi, Rabu (3/5).

Sementara pendapatan naik sebesar 74,6% menjadi Rp 4,8 triliun dari sebelumnya Rp 2,7 triliun.

Secara rinci, untuk segmen penambangan nikel, setelah dilakukan eliminasi, pendapatan NCKL naik sebesar 71,3% menjadi Rp 912,8 miliar dari Rp 532,9 miliar, sedangkan untuk segmen pengolahan nikel, pendapatan perseroan naik sebesar 75,4% menjadi Rp 3,9 triliun dari sebelumnya Rp 2,2 triliun.

“Peningkatan pendapatan NCKL terjadi sebagian besar karena adanya peningkatan volume dan lini produksi di perseroan dan entitas anak,” tulis manajemen.

Sampai 31 Maret 2023, untuk lini produksi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF), entitas anak perseroan PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF) telah menyelesaikan pembangunan lima lini produksi dari total 8 lini produksi yang sedang dibangun. Tiga lini produksi sedang dalam tahap penyelesaian dan diperkirakan akan selesai pada akhir kuartal kedua tahun ini, sehingga total kapasitas produksi HJF akan sebesar 95 ribu metal ton per tahun. 

Apabila digabungkan dengan kapasitas produksi entitas anak perseroan PT Megah Surya Pertiwi (MSP) yang memiliki kapasitas produksi 25 ribu metal ton per tahun, total kapasitas produksi Perseroan akan naik menjadi 120 ribu metal ton per tahun.

Harita Nickel juga telah menyelesaikan lini ke 3 produksi refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) dan telah berhasil mencapai 100% kapasitas produksi dalam waktu 2 bulan sehingga total kapasitas produksi MHP naik dari 37 ribu metal ton per tahun di tahun 2022 menjadi 55 ribu metal ton per tahun di tahun 2023.

Perseroan akan melakukan bisnis proses lebih ke hilir dengan memasuki fase commisioning untuk produksi nikel sulfat sejak awal April 2023. Ini akan menjadi tonggak sejarah baru dalam industri baterai kendaraan listrik dengan hadir dan beroperasinya pabrik nikel sulfat pertama di Indonesia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...