Selain Masuk MSCI, Saham GOTO Bisa Menguat Karena Faktor Berikut Ini
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengalami penguatan harga saham 1,72% menjadi Rp 118 pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (12/5). Kenaikan seiring kabar bahwa saham dengan kode emiten GOTO ini masuk ke dalam Indeks Morgan Stanley Capital International atau MSCI, tepatnya MSCI Global Standard Indexes. Perubahan konstituen indeks tersebut berlaku pada penutupan 31 Mei 2023.
Sementara itu, Riset CLSA Sekuritas Indonesia menyampaikan pandangan positifnya tentang percepatan titik impas GoTo. CLSA mempertahankan target harga beli di Rp 165 per saham untuk saham GOTO.
"GoTo tetap menjadi pemimpin pasar dalam pangsa GMV. Basis pinjaman yang rendah memberikan ruang untuk tumbuh lebih besar," tulis riset tersebut dikutip Jumat (12/5).
GoTo berencana untuk mendorong pertumbuhan di masa mendatang setelah mencapai titik impas pinjaman yang akan menjadi kuncinya. CLSA optimistis bahwa visibilitas pertumbuhan pinjaman untuk keuangan GoTo meningkat. Hal itu karena buku pinjamannya di bawah Rp 800 miliar atau kurang 1% dari nilai transaksi bruto tahunannya.
"50% dari buku pinjaman disalurkan ke Bank Jago sementara GoTo ingin meminjamkan setidaknya 25% dari buku pinjamannya berdasarkan neraca sendiri," tulisnya.
Mulai 2 Mei, GoTo menaikkan biaya platformnya di Tokopedia dari Rp 1.000 per transaksi menjadi Rp 2.000 untuk transaksi hingga Rp 1 juta. Lalu Rp 3.000 untuk transaksi di atas Rp 1 juta. Langkah ini diperkirakan akan semakin mengurangi tingkat pembakaran GoTo sebesar 20-25% dan juga melihat ruang bagi GoTo untuk mencapai EBITDA penyesuaian positif 1 atau 2 kuartal menjelang akhir tahun ini.
Selain itu, ketika fokus pasar beralih kembali ke pertumbuhan pendapatan, kemampuan GoTo untuk memanfaatkan peluang pinjaman yang cukup besar akan menjadi hal positif lainnya.
Adapun GOTO sebelumnya juga telah masuk ke dalam indeks global FTSE Global Equity Index Series (GEIS) Asia Pasifik pada 20 Maret 2023.
Pada perdagangan sesi pertama, saham GOTO sempat berada di zona merah di level Rp 115 per saham. Namun selang beberapa waktu, saham emiten teknologi dengan kapitalisasi saham terbesar di Bursa ini berhasil naik kembali.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 4,37 miliar dengan nilai transaksi Rp 514,7 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 16.307 kali, dengan rentang harga penjualan Rp 115 sampai Rp 119 per saham.