Diduga Manipulasi Lapkeu, Waskita Karya Raih Laba Tapi Arus Kas Minus
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mengusut dugaan manipulasi laporan keuangan PT Waskita Karya Tbk atau WSKT. Sebab laporan keuangan Waskita diduga tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Bahkan hal tersebut disinyalir sudah terjadi bertahun-tahun. Di mana, laporan keuangan dibuat seolah-olah untung, tapi anehnya arus kas seringkali minus.
Dilansir dari laporan keuangan delapan tahun terakhir yang dipublikasi di laman resmi Waskita Karya, berikut perjalanan kinerja keuangan Waskita Karya dari 2015 hingga kuartal I 2023 :
Tahun 2015
Emiten BUMN jasa konstruksi itu membukukan laba Rp 1 triliun, melejit 104,7% dibanding pencapaian akhir 2014 yang hanya Rp 511,9 miliar. Kala itu pendapatan Waskita Karya mencapai Rp 14,1 triliun atau tumbuh 37,6% dibandingkan Rp 10,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Di mana, kas dan setara kas di 2015 ada Rp 5,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,7 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi Rp 917,9 miliar dari sebelumnya minus Rp 88,7 miliar.
Kemudian arus kas dari aktivitas investasi minus Rp 1,6 triliun dari sebelumnya minus Rp 1 triliun. Lalu arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 4,5 triliun dari sebelumnya Rp 1,7 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah DBSD & A.
Tahun 2016
Waskita Karya meraih kenaikan laba 73% menjadi Rp 1,8 triliun dengan pendapatan naik menjadi Rp 23,8 triliun.
Di mana, kas dan setara kas di 2016 ada Rp 10,6 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi minus Rp 7,7 triliun. Arus kas dari aktivitas investasi minus Rp 9,5 triliun, dan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 22,5 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah dari RSM Indonesia.
Tahun 2017
Lalu di 2017 membukukan kenaikan laba 131,7% menjadi Rp 4,2 triliun dengan pendapatan Rp 45,21 triliun atau bertumbuh 90%.
Di mana, kas dan setara kas di 2017 ada Rp 10,6 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi Rp minus Rp 7,7 triliun. Arus kas dari aktivitas investasi minus Rp 9,5 triliun, dan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 22,5 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah Deloitte.
Tahun 2018
Kemudian sepanjang 2018 mencatat kenaikan laba bersih 2,1% menjadi Rp 4,2 triliun. Pendapatan tumbuh 7,9% menjadi Rp 48,8 triliun.
Di mana, kas dan setara kas di 2018 ada Rp 10,8 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi kali ini positif Rp 3 triliun. Arus kas dari aktivitas investasi minusnya membengkak Rp 18,8 triliun, dan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 20,7 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah RSM Indonesia.
Tahun 2019
Namun sayangnya di 2019 labanya terpaksa terjun bebas menjadi hanya Rp 938,1 miliar atau ambruk 76,3%. Hal itu karena pendapatan turun 35,7% menjadi Rp 31,4 triliun.
Di mana, kas dan setara kas di 2019 ada Rp 10,8 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi Rp 9 triliun. Arus kas dari aktivitas investasi minusnya turun menjadi Rp 14,9 triliun, dan arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 4,3 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah RSM Indonesia.
Tahun 2020
Penurunan tersebut masih berlanjut hingga 2020 di mana pendapatan usaha mengalami penyusutan menjadi Rp 16,2 triliun atau turun 41,6%. Setali tiga uang, perseroan pun mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan sebesar Rp 7,3 triliun pada 2020.
Di mana, kas dan setara kas di 2020 ada Rp 1,2 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi Rp 411 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi minusnya turun menjadi Rp 1 triliun. Lalu kali ini arus kas dari aktivitas pendanaan justru minus Rp 7,4 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah RSM Indonesia.
Tahun 2021
Hingga 31 Desember 2021, perseroan masih mencatat kerugian meski telah terlihat perbaikan. Per Desember 2021, rugi Waskita berkurang menjadi Rp 1,1 triliun atau menyusut hingga 79,9% dari sebelumnya.
Sedangkan pendapatan Waskita Karya masih belum normal dan stabil seperti di tahun-tahun sebelumnya. Tercatat hingga 2021 pendapatan perseroan hanya sebesar Rp 12,2 triliun.
Di mana, kas dan setara kas di 2021 ada Rp 13,2 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi tinggal Rp 192,8 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi minusnya naik menjadi Rp 1,5 triliun. Lalu kali ini arus kas dari aktivitas pendanaan Rp 13,3 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah Crowe.
Tahun 2022
Kemudian di tahun berikutnya, Waskita membukukan pendapatan Rp 15,3 triliun atau naik 25,2%. Tapi anehnya WSKT mencatat rugi bersih Rp 1,9 triliun atau lebih besar 72,7%.
Di mana, kas dan setara kas di 2021 ada Rp 8,9 triliun. Arus kas dari aktivitas operasi kini justru minus Rp 106,6 miliar. Arus kas dari aktivitas investasi minusnya bengkak menjadi Rp 2,2 triliun. Lalu kali ini arus kas dari aktivitas pendanaan justru minus Rp 2,5 triliun.
Kantor akuntan publik yang memeriksa adalah Crowe.
Kuartal I 2023
Kemudian teranyar, pada akhir kuartal I 2023, Waskita Karya mencetak rugi Rp 374,9 miliar, susut 54,7%. Pendapatan terkoreksi 0,4% menjadi Rp 2,7 triliun.
Adapun kas dan setara kas perseroan turun menjadi Rp 7,5 triliun. Arus kas operasi WSKT tercatat negatif Rp 467,6 miliar. Begitujuga dengan arus kas di investasi yang minus Rp 1,2 triliun.
Sebelumnya, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirdjoatmodjo mengatakan bahwa laporan keuangan Waskita Karya tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Bahkan BUMN tak segan untuk melaporkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) jika terbukti memanipulasi laporan keuangan.
“Kami akan lihat apabila ada unsur pidana dalam laporan keuangan, kami bisa lakukan penuntutan kepada manajemen lama. Kami akan mulai lakukan dan ini saya sudah lapor ke ketua BPKP. Apabila memang ada fraud dari sisi pelaporan keuangan, maka kami bisa lakukan tindakan tegas dengan kerangka governance yang ada,” ujar Tiko.