Peluang Reksa Dana Masih Cerah hingga Akhir 2023
Kondisi pasar keuangan Indonesia dalam setahun terakhir bergerak cukup fluktuatif sejalan dengan pergerakan pasar global yang menghadapi berbagai tantangan. Kendati demikian, Bahana TCW Investment Management optimistis bahwa instrumen investasi reksa dana akan tetap menarik untuk dikoleksi.
Direktur Bahana TCW Danica Adhitama menjelaskan, optimisme tersebut didukung oleh semakin beragamnya platform digital yang memudahkan investor ritel. Di mana para investor kini lebih mudah dan cepat dalam memilih jenis reksa dana yang mereka inginkan sesuai dengan besarnya dana dan profil risiko masing-masing.
“Ke depan prospek reksa dana masih sangat menarik, terlihat dari jumlah single investor identification yang meningkat cukup signifikan,” ujar Danica dalam keterangan resminya dikutip Rabu (21/6).
Asset under managemet (AUM) atau total nilai aset reksa dana yang dikelola Bahana TCW misalnya tumbuh sebesar 11,3% sejak awal tahun hingga Mei 2023 atau setara dengan Rp 4,6 triliun. Sehingga secara total mencapai Rp 45,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan jenisnya, hampir seluruh jenis reksa dana keluaran anak usaha IFG ini, menunjukkan kenaikan selama lima bulan pertama 2023.
Pencapaian terbesar dicatat oleh reksa dana terproteksi yang berhasil meraup Rp 2,8 triliun, disusul oleh reksa dana pendapatan tetap sebesar Rp 797 miliar dan reksa dana pasar uang sebanyak Rp 426 miliar.
Reksa dana terproteksi mencatat pencapaian tertinggi karena investor menginginkan hasil investasi yang maksimal di tengah kondisi pasar yang fluktuatif dengan nilai pokok investasi yang dilindungi. Reksa dana jenis ini menempatkan mayoritas dana investor pada produk surat utang.
Bahana TCW telah memiliki sebanyak 172.248 SID hingga akhir Mei 2023 atau naik 51,83% dalam lima bulan pertama tahun ini.
Data Bloomberg memperlihatkan selama tahun berjalan, kurs nilai tukar rupiah telah menguat sebesar 4,2% sedangkan indeks surat berharga negara naik sebesar 6,16%, sementara indeks harga saham gabungan tertekan sebesar 2,2%.
“Rally di pasar obligasi negara membuka peluang kenaikan nilai saham domestik terutama setelah lonjakan harga saham di bursa Amerika Serikat membuat valuasi Indonesia relatif murah,” ujar Ekonom Bahana TCW Budi Hikmat.
Reksa dana pasar uang cukup diminati investor sebab pergerakan harganya cenderung stabil dibanding reksa dana lainnya seperti reksa dana saham yang sifatnya lebih agresif. Beberapa investor memilih untuk memarkir dananya pada reksa dana pasar uang saat pasar saham tertekan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, dana kelolaan reksa dana tumbuh 0,9% sepanjang Januari 2023, dengan mayoritas jenis reksa dana mengalami pertumbuhan.
Dari sisi nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana mencapai Rp 512,8 triliun per akhir Januari 2023. Angka tersebut tumbuh Rp 4,9 triliun dibandingkan Rp 507,7 triliun per akhir Desember 2022. Namun, bila dibanding NAB reksa dana pada Februari, tercatat mengalami penurunan menjadi Rp 508,7 triliun.