Harga Saham RMKO Sentuh Batas Atas di Debut Perdana
PT Royaltama Mulia Kontrakindo Tbk (RMKO) resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (31/7) pagi.
Berdasarkan data perdagangan sampai pukul 09.15 WIB, harga saham Royaltama Mulia Kontrakindo naik 24,44% ke level Rp 560 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 450 per saham. Saham RMKO berhasil menyentuh batas atas atau auto reject atas, di tengah kelebihan permintaan atau oversubscribed 166,02 kali dari porsi penjatahan terpusat atau pooling.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 6,27 juta dengan nilai transaksinya Rp3,51 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 2.526 kali.
RMKO melepas sebanyak-banyaknya 250 juta saham atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Dengan demikian melalui aksi korporasi ini, perusahaan afiliasi dari PT RMK Energy Tbk (RMKE) yang bergerak di bidang jasa penunjang pertambangan dan jasa penyewaan alat-alat berat ini meraih dana segar sebesar Rp 112,5 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO saham Royaltama Kontraktorindo seluruhnya akan digunakan perseroan untuk modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha. Berupa pembelian bahan bakar untuk kegiatan operasi alat-alat berat, pelumas, pembelian suku cadang alat-alat berat, dan pemeliharaan alat berat, kendaraan dan mesin yang dimiliki oleh perseroan.
Direktur Utama PT Royaltama Mulia Kontrakindo Tbk Vincent Saputra mengatakan, IPO ini dapat mendukung perseroan untuk meningkatkan layanan jasa penunjang pertambangan dan logistik yang terintegrasi di Sumatera Selatan. Dengan terintegrasinya jasa logistik hulu ke hilir ini, kinerja grup dapat meningkat secara berkelanjutan.
“Saat ini, perseroan masih fokus mendukung kinerja grup dengan menggarap tambang in-house milik anak usaha RMKE dan ke depannya juga akanmenyediakan jasa pertambangan serta pengangkutan batubara dari tambang-tambang non grup di Muara Enim dan Lahat,” ujar Vincent di Jakarta, Senin (31/7).
Dengan dibukanya hauling road yang ditargetkan selesai pada tahun ini, RMKO menargetkan dapat meningkatkan pendapatan dari third parties secara signifikan.
Perseroan juga melihat potensi batubara di Sumatera Selatan masih sangat besar, apabila infrastruktur di hulu dan hilir sudah terkoneksi dengan baik, serta tersedianya jasa penunjang pertambangan yang profesional.
“Kami optimis dapat meningkatkan kapasitas produksi di Sumatera Selatan. Terlebih lagi, dengan menjadi perusahaan terbuka, kami yakin RMKO ke depannya akan dapat menggarap berbagai proyek pertambangan dan tidak hanya terbatas di Sumatera dan bahkan terbuka dengan peluang sebagai perusahaan penyedia jasa pertambangan untuk komoditas lainnya,” katanya.