Cinema XXI IPO Harga Sahamnya Naik 13% di Debut Perdana
PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (2/8).
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 09.15 WIB, harga saham emiten bioskop XXI itu naik 13,33% ke level Rp 306 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 270 per lembar.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 829,6 juta dengan nilai transaksinya Rp 245,5 miliar. Sementara itu frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 29 ribu kali.
Perseroan membuka harga penawaran sebesar Rp 270 untuk setiap lembar saham. Dari keseluruhan proses IPO, Cinema XXI mengumpulkan total dana sebesar Rp 2,25 triliun.
Adapun Cinema XXI mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) pada penjatahan terpusat atau pooling tranche hingga 25,7 kali.
“Minat investor dalam penjatahan terpusat atau pooling tranche sangat tinggi. Itu sebabnya terjadi kelebihan permintaan atau oversubscription terhadap saham Cinema XXI hingga 25,7 kali. Oleh karena itu, pooling allocation mengalami peningkatan dari 2,5% menjadi 12,5% dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Cinema XXI sebagai dampak dari oversubscription tersebut,” ujar Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana dalam keterangan resmi, Rabu (2/8).
Lebih lanjut sekitar 65% dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia. Cinema XXI berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10% per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Kemudian, sekitar 15% dana bersih yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI. Sisanya, sekitar 20% akan digunakan untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.
Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Hans Gunadi menjelaskan optimisme Cinema XXI akan prospek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia.
“Dengan prospek peningkatan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan kondisi demografi yang terus meningkat, serta semangat untuk terus memberikan layanan hiburan menonton film dengan kualitas terbaik, tanpa kompromi dan harga yang terjangkau, kami yakin inilah saat yang tepat untuk melaksanakan IPO dan menjadi perusahaan publik,” ujar Hans.