BEI Pecahkan Rekor Listing, Perusahaan di Jakarta Mendominasi
Bursa Efek Indonesia (BEI) memecahkan rekor tertinggi baru sepanjang sejarah dalam pencapaian jumlah perusahaan tercatat atau initial public offering (IPO).
Hari ini, Jumat (6/10) terdapat dua emiten yang mencatatkan sahamnya atau listing. Keduanya yakni PT Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) menjadi perusahaan tercatat ke-67 dan 68 di BEI untuk 2023.
Berdasarkan aktivitas pencatatan BEI, jumlah pencatatan tahun ini melampaui rekor pencatatan saham perdana sebelumnya yang terjadi pada 1990 dengan sebanyak 66 yang mencatatkan sahamnya.
“Hari ini kebahagiaaan kami di capital market karena tembus jumlah emiten yang tercatat tertinggi sepanjang sejarah yang pernah tercatat di 1990,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Gedung BEI, Jumat (6/10).
Ia pun meyakini IPO di tahun depan akan ramai kembali. Apalagi pada November mendatang, BEI akan bertemu dengan para pelaksana penjamin emisi atau underwriter dan juga investor institusional guna mensosialisasikan IPO. Terkait sektornya, ia mengatakan pihak Bursa akan memberikan kesempatan yang besar bagi perusahaan energi terbarukan yang ingin melantai di BEI.
Dari 68 perusahaan yang sudah listing di BEI tersebut, raihan dana yang diraih sebanyak Rp 49,60 triliun. Di mana dari jumlah penghimpunan dana termasuk yang terbesar ke tujuh dunia.
Lebih lanjut secara rinci, dari 68 pencatatan saham baru pada 2023, sebanyak 86,7% perusahaan tercatat berasal dari Pulau Jawa bagian barat. Rincinya 42 perusahaan berlokasi di DKI Jakarta, Banten sejumlah sembilan perusahaan, dan Jawa Barat delapan perusahaan.
Nyoman berharap perusahaan dari seluruh Indonesia dapat tumbuh secara berkesinambungan melalui pasar modal Indonesia dengan melakukan go public atau penerbitan efek lainnya.
“Tunjukkan usaha yang optimal untuk menghasilkan profit ini penting untuk meyakinkan sustainibility dan meningkatkan kepercayaan dari investor. Pertumbuhan dan profit tidak cukup, tapi juga wajib menjaga lingkungan dan memberikan kontribusi dengan sosial,” kata Nyoman.
Tak berhenti disini, saat ini terdapat 28 perusahaan potensial di pipeline pencatatan saham di BEI yang berasal dari berbagai sektor. Tiga sektor terbanyak adalah sektor konsumer nonprimer sebanyak enam perusahaan, sektor energi lima perusahaan, serta sektor basic material sebanyak empat perusahaan.
Apabila ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat baru didominasi oleh usaha dengan klasifikasi sektor komsumer primer tercatat sebanyak 12 perusahaan. Beberapa sektor lain yang mendominasi adalah sektor teknologi sebanyak sembikan perusahaan, serta sektor konsumer non primer sektor Industrial dan sektor properti dan real estate, masing-masing sebanyak delapan perusahaan tercatat.
“Pipeline kita 28 yang akan tercatat di 2023, berdasarkan laporan keuangan ada dua yang tercatat di 2024 dari kita punya daftar antri. 26 akan tercatat tahun ini, dari segi jumlah sudah tercapai,” ucap Nyoman.