Panglima TNI Soroti Rasio Lacak Covid-19 RI Jauh di Bawah Standar WHO

Image title
Oleh Maesaroh
26 Juli 2021, 15:41
covid, covid-19 tracing covid, rasio tracing indonesia, standar who, panglima tni
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/hp.
Petugas kesehatan bersiap melakukan tes usap Antigen COVID-19 secara acak, di Pasar Dasan Agung, Mataram, NTB, Senin (8/2/2021). Pemerintah akan memberdayakan ribuan tracer digital untuk mengejar standar who dan menekan penyebaran virus.

Pelacakan (tracing) kasus positif Covid-19 di Indonesia masih jauh di bawah standar. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan rasio tracing di Indonesia masih 1:1. Merujuk pada anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio pelacakan kasus positif seharusnya 1:30 alias 30 orang per satu kasus positif. 

“Artinya di Indonesia, dari satu yang terkonfirmasi, satu yang dilaksanakan tracing kontak erat,” tutur Hadi.

Advertisement

Berdasarkan data Baan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah orang yang diperiksa per hari terkait kasus Covid-19 terus menurun dalam empat hari terahir. Pada Minggu (25/7), pemeriksaan terkait kasus Covid-19 hanya berjumlah 124.139 orang.  Jumlah orang yang diperiksa per hari tertinggi yang pernah dilakukan adalah sebanyak 228.702 orang.

Rendahnya pelacakan kasus di Indonesia berimbas pada tingginya tingkat kasus positif atau positivity rate. Pada Minggu (25/7), angka positivity rate mencapai 31,16%, tertinggi dalam empat hari terakhir.

Untuk melipatgandakan pelacakan, pemerintah akan melibatkan tracer digital.  Mereka akan bergerilya melalui dunia maya untuk melakukan pelacakan menggunakan media digital untuk dilaporkan ke Satuan Tugas (Satgas) Covid-19. Tracer digital terdiri dari adalah aparat sipil negara,  anggota Bintara, tamtama, dan relawan.

Hadi menambahkan saat ini sudah ada 63 ribu anggota TNI dan kepolisian RI yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia yang ditugaskan untuk membantu pelaksanaan tracing. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga memberikan 7 ribu tracer digital untuk wilayah Jawa dan Bali.

“Kementerian Kesehatan sudah memberikan pelatihan bagi tracer digital. Ini untuk mempermudah pelaksanaan tracing kontak erat bagi mereka yang sudah mendapatkan notifikasi dari dinas Kesehatan,” tutur Hadi.

Hadi menambahkan tracer digital akan melakukan wawancara dengan orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19.  Mereka akan mengisi aplikasi SILACAK yang mencatat pelaksanaan tracing.

“Tracing dengan menggunakan alat komunikasi seperti handphone dan aplikasi Whatsapp. Ini akan melipatgandakan tracing,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement