Tahun Ini, Manufaktur Non-Migas Akan Tumbuh ke Level Sebelum Pandemi

Image title
Oleh Maesaroh
6 Agustus 2021, 05:40
PPekerja membersihkan mesin yang digunakan untuk produksi tisu basah di PT The Univenus Cikupa, Tangerang, Banten, Rabu (11/11/2020). Sektor manufaktur terus menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan.
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Pekerja membersihkan mesin yang digunakan untuk produksi tisu basah di PT The Univenus Cikupa, Tangerang, Banten, Rabu (11/11/2020). Sektor manufaktur terus menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan.

Pertumbuhan industri pengolahana non-migas diproyeksikan tumbuh sekitar 4,3% pada tahun ini. Level tersebut menyamai pencapaian sebelum pandemi Covid-19. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan non-migas akan mencapai 4-5% di kuartal III dan 5-6% di kuartal IV tahun 2021. Sebagai informasi, sektor tersebut mencatatkan pertumbuhan 6,91% (YoY) di kuartal II dan terkontraksi 0,71% (YoY) di kuartal I tahun ini.

“Ini (pertumbuhan di kuartal III dan IV) tentu dengan harapan bahwa vaksinasi sudah dilaksanakan di seluruh industri,” tutur Agus Gumiwang pada konferensi pers, Kamis (5/8).

Dalam catatan Kementerian Perindustrian, industri pengolahan non migas tumbuh 4,35% di tahun 2019, atau masa sebelum pandemi. Pertumbuhan sektor tersebut anjlok ke level 2,5% di tahun 2020 saat pandemi mulai melanda tanah air.

Agus Gumiwang menjelaskan beberapa sektor tumbuh siginfikan pada kuartal II tahun ini dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (year on year) yaitu alat angkutan (45,70%), industri logam dasar (18,03%), industri mesin dan perlengkapan (16,35%), industri karet, barang dari karet dan plastik (11,72%), serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional (9,15%).

“Pertumbuhan sektor industri manufaktur sudah rebound. Pertumbuhannya sangat baik,” kata Agus.

Dia menambahkan beberapa sub-sektor juga menunjukan pertumbuhan yang tinggi secara year on year seperti industri barang galian bukan logam (8,05%), industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik (6,73%), dan industri makanan (2,95%).
Dua sub-sektor industri yang masih mengalami kontraksi adalah industri pengolahan tembakau (-1,07%) dan industri tekstil dan pakaian jadi (-4,54%).

Agus Gumiwang menjelaskan kebijakan pemerintah yang memberikan potongan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil serta pajak pertambahan nilai (PPN) pembelian properti berdampak positif terhadap laju pertumbuhan industri kuartal II/2021.

“Ini untuk industri manufaktur sangat membantu, karena turunan atau industri pendukung dari sektor properti ini cukup banyak, khususnya industri dari barang galian non logam, seperti semen, keramik dan bahan bangunan,”tuturnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...