Berkah Pelonggaran PPKM, Industri Alas Kaki Alami Peningkatan Produksi

Cahya Puteri Abdi Rabbi
1 September 2021, 13:35
PPKM, industri, alas kaki
ANTARA FOTO/Syaiful Arif/pras.
Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan Surodinawan, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (26/6/2020). Sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) alas kaki di Mojokerto yang sempat berhenti berproduksi akibat adanya pandemi COVID-19, kini mulai bangkit meski pesanan tidak sebanyak sebelumnya.

Pemerintah memberikan sejumlah pelonggaran selama perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. Salah satunya adalah dengan mengizinkan industri berorientasi ekspor untuk beroperasi full 100%, termasuk industri alas kaki.

Pemerintah sebenarnya telah menerapkan uji coba operasional terhadap perusahaan yang berorientasi ekspor dan domestik sejak 16 Agustus. Uji coba tersebut adalah dengan mengizinkan sektor esensial terutama yang berorientasi ekspor dan domestik serta padat karya untuk beroperasi dengan kapasitas 100%.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengakui pemberlakuan uji coba tersebut mampu meningkatkan kapasitas produksi alas kaki, meski belum signifikan.

“Tidak banyak sih, tapi cukup bagus. Sebenarnya meski beroperasi 100% pun masih ada kapasitas yang hilang. Memang ada peningkatan tapi tidak signifikan,” kata Firman kepada Katadata.co.id, Rabu (1/9).

Namun, Firman tidak merinci berapa besar peningkatan yang dialami oleh industri alas kaki sejak berlakunya uji coba tersebut.

Dampak dari penerapan PPKM Level 4,  di mana industri beroperasi dengan dua jadwal kerja dan kapasitas 50%, industri alas kaki kehilangan kapasitas produksi sekitar 10-20%, bahkan beberapa pabrik mengalami penurunan kualitas.

Hal ini diperburuk dengan  kondisi pasar domestik untuk alas kaki yang saat ini masih sangat tertekan karena ritel-ritel cukup lama tidak diizinkan beroperasi secara penuh. Banyaknya departemen store yang sudah menutup gerainya juga menambah keterpurukan industri alas kaki.

“Kita belajar dari 2020 saja, kita perlu waktu untuk recovery lebih dari satu tahun, di mana kita baru membaik pada Mei-Juni 2021 atau saat momen lebaran. Kami proyeksikan sampai dengan akhir tahun untuk pasar dalam negeri kami masih sulit bangkit,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...