Kasus Covid-19 Malaysia Memperparah Krisis Cip Semikondutor, Mengapa?

Cahya Puteri Abdi Rabbi
2 September 2021, 11:48
Covid-19, Malaysia, cip semikonduktor
ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/rwa/cf
Lim Huey Teng Suasana jalan kosong saat "lockdoen" akibat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Melonjaknya kasus Covid-19 di Malaysia memperburuk krisis cip semikonduktor yang tengah melanda dunia.

Melonjaknya kasus Covid-19 di Malaysia tidak hanya menimbulkan persoalan pelik bagi negara tersebut tetapi juga industri secara global. Sebagai salah satu negara yang terlibat dalam rantai pasokan cip semikonduktor dunia,  melonjaknya kasus di Malaysia berarti akan memperpanjang krisis cip semikonduktor di dunia yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Secara historis, Malaysia tidak memiliki kepentingan yang sama dalam rantai pasokan teknologi seperti yang dilakukan Taiwan, Korea Selatan, atau Jepang.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, Negara Jiran itu muncul sebagai pusat utama untuk pengujian dan pengemasan chip, dengan Infineon Technologies AG, NXP Semiconductors NV dan STMicroelectronics NV sebagai pemasok utama yang mengoperasikan pabrik di sana.

 Dikutip dari Reuters, Malaysia berkontribusi sebesar 13% terhadap pengujian dan perakitan cip yang beredar di seluruh dunia. Negara berpenduduk 32 juta tersebut juga menjadi lalu lintas perdagangan bagi 7% cip semikonduktor dunia. Artinya, sebagian dari cip semikondutor yang beredar di seluruh dunia akan melalui proses perakitan di pabrik Malaysia atau dikombinasikan dengan bagian lain  di negara tersebut sebelum dikemas dan diperdagangkan.

 Lonjakan kasus yang terjadi di Malaysia menghambat rencana pelonggaran pembatasan atau lockdown guna memulihkan kapasitas produksi menjadi kembali normal.
Dikutip dari World O Meter, pada Rabu (1/9) Malaysia mencatat tambahan kasus Covid-19 baru sebanyak 18.762, naik lebih dari 5.000 kasus pada akhir Juni lalu.

Pandemi Covid-19 di Malaysia bahkan membuat Ford Motor Co kelimpungan.  Dilansir dari Fortune.co, Ford Motor Co, bulan lalu, mengatakan akan menangguhkan sementara produksi truk pikap F-150  karena kekurangan suku cadang terkait semikonduktor akibat pandemi Covid-19 di Malaysia.

Pihak berwenang Malaysia terus berupaya untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan telah memberikan pengecualian kepada produsen tertentu dalam upayanya menjaga ekonomi tetap pada jalurnya.

Perusahaan diizinkan untuk tetap beroperasi dengan 60% dari tenaga kerja mereka selama penguncian wilayah atau lockdown bulan Juni dan mereka akan dapat kembali ke kapasitas 100% ketika lebih dari 80% pekerja mereka divaksinasi penuh.

Meski saat ini jumlah kasus harian mengalami penurunan, namun situasi di lapangan masih bergejolak. Pabrik-pabrik harus ditutup sepenuhnya selama dua minggu untuk sanitasi jika lebih dari tiga pekerja tertular Covid-19 di bawah pedoman tidak resmi. Varian delta terbukti sangat menular dan sulit dihentikan.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...