Kekurangan Pegawai, McDonald's di AS Pekerjakan Karyawan 14 Tahun

Cahya Puteri Abdi Rabbi
3 September 2021, 13:04
McDonald's, AS,
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Pengunjung berjalan keluar seusai membeli makanan di gerai makanan cepat saji McDonald's, kompleks pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Jumat (8/5/2020). Gerai pertama McDonald's di Indonesia yang telah beroperasi hampir 30 tahun itu tutup permanen pada 10 Mei 2020 dikarenakan pihak manajemen gedung Sarinah akan merenovasi dan mengubah stategi bisnis.

Karena terus mengalami kekurangan pegawai, sebuah gerai McDonald's di Oregon, Amerika Serikat berniat mempekerjakan pekerja di bawah umur. Gerai tersebut sudah memasang spanduk bertuliskan “Sekarang Mempekerjakan (anak usia) 14 dan 15 tahun”. Spanduk ini kemudian memicu kontroversi.

Dilansir dari USA Today, industri makanan cepat saji telah lama mengandalkan pekerja remaja terutama yang berusia 16 tahun ke atas. Namun, gerai di Medford, Oregon ini memasang spanduk besar untuk beriklan langsung kepada calon pekerja remaja yang bahkan lebih muda.

Sebagai informasi, dilansir dari Marketwatch, di Oregon, siapa pun yang berusia 14 dan 15 tahun dapat bekerja secara legal, tetapi tidak dapat bekerja selama jam sekolah. Mereka juga hanya diperbolehkan bekerja tiga jam pada hari sekolah dan tidak boleh melebihi total 23 jam dalam seminggu sekolah, menurut departemen tenaga kerja AS.

Pemilik gerai tersebut, Heather Coleman, mengaku pihaknya baru pernah menghadapi krisis kepegawaian yang seburuk tahun ini, bahkan menurutnya menjadi yang terburuk selama  empat dekade keluarganya mengoperasikan waralaba McDonald's.

Coleman mengakui langkahnya mempekerjakan karyawan berusia 14-15 tahun bisa menimbulkan kontroversi. Namun, begitu manajemen membuka lamaran bagi remaja yang lebih muda,  dalam dua minggu sebanyak 25 lamaran sudah mendatangi gerai yang identik dengan hurup M itu.

“Selalu ada masalah kepegawaian, tetapi ini tidak pernah terdengar. Pekerja berusia 14 tahun dan 15 tahun telah menjadi berkah tersembunyi. Mereka memiliki semangat dan etos kerja. Mereka menguasai teknologi dan menangkap dengan sangat cepat," kata Coleman dikutip dari USA Today, Jumat (3/9).

Coleman mengatakan, dia telah mencoba segala hal untuk mempertahankan bisnisnya. Bisnis makanan cepat saji di AS terpaksa menutup lobi dan ruang makan mereka dan hanya melayani drive-thru  jika mengalami kekurangan pegawai.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...