Universitas Dibuka, Taliban Wajibkan Pelajar Perempuan Pakai Niqab

Cahya Puteri Abdi Rabbi
6 September 2021, 08:34
Taliban, burqa, afganistan
ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammad Ismai
Seorang perempuan Afganistan mengenakan burqa tiba untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden di Kabul, Afganistan, Sabtu (28/9/2019). Taliban mengizinkan pelajar perempuan untuk sekolah tetapi harus mengenakan niqab, bukan burqa.

Penguasa Afganistan, Taliban,  mewajibkan penggunaan baju abaya dan niqab kepada  pelajar perempuan yang berkuliah di universitas swasta. Selain itu, Taliban juga memerintahkan untuk memisahkan kelas berdasarkan jenis kelamin atau setidaknya dipisahkan dengan tirai.

Afganistan akan memulai tahun ajaran baru pada Senin, (6/8).  Berbeda dengan burqa yang menutupi seluruh wajah, abaya dan niqab hanya menutupi sebagian besar wajah  perempuan dan masih memperlihatkan mata.

Dilansir dari Strait Times, dalam dokumen panjang yang dikeluarkan oleh otoritas pendidikan Taliban, mereka juga memerintahkan agar siswa perempuan diajar hanya oleh guru perempuan, namun jika itu tidak memungkinkan, maka "pengajar senior pria" yang berkarakter baik bisa mengajar kelas perempuan.

Dekrit itu berlaku untuk perguruan tinggi dan universitas swasta, yang telah menjamur sejak pemerintahan  Taliban berakhir pada 2001. Selama periode itu, anak perempuan dan perempuan dewasa sebagian besar dikeluarkan dari pendidikan karena aturan tentang kelas sesama jenis dan desakan mereka harus ditemani oleh kerabat laki-laki setiap kali akan meninggalkan rumah.

Tidak ada perintah bagi perempuan untuk mengenakan burqa dalam peraturan baru yang dikeluarkan Sabtu (4/9) malam, tetapi niqab dinilai dapat secara efektif menutupi sebagian besar wajah dan hanya menyisakan mata yang terbuka.

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan burqa dan niqab sebagian besar telah menghilang dari jalan-jalan Kabul, namun lebih sering terlihat digunakan oleh perempuan yang tinggal di kota-kota kecil.

 "Universitas diharuskan merekrut guru perempuan untuk siswa perempuan berdasarkan fasilitas mereka.  Selain itu, laki-laki dan perempuan harus menggunakan pintu masuk dan keluar yang terpisah. Jika tidak mungkin mempekerjakan guru perempuan, maka perguruan tinggi harus mencoba mempekerjakan guru laki-laki tua yang memiliki catatan perilaku yang baik," kata keputusan tersebut dikutip dari Strait Times, Senin (6/9).

Disamping perempuan sekarang harus belajar secara terpisah, mereka juga harus mengakhiri pelajaran mereka lima menit lebih awal dari laki-laki. Langkah ini diambil untuk menghindari pelajar perempuan berbaur di luar ruang kelas bersama pelajar laki-laki. Mereka kemudian harus tinggal di ruang tunggu sampai rekan pria mereka meninggalkan gedung.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...