Indonesia Harus Berani Ekspansi di Industri Halal Untuk Kejar Malaysia
Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, posisi Indonesia sebagai produsen industri halal masih kalah jauh dari Malaysia. Karena itulah, pemerintah berharap pengusaha lokal semakin berani menggarap industri halal untuk menguatkan posisi Indonesia di kancah industri halal dunia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan saat ini Indonesia berada pada urutan ke-empat sebagai produsen produk halal terbesar di dunia. Indonesia berada di bawah Malaysia, Arab Saudi (UEA) dan Turki.
“Ini menjadi catatan kita untuk lebih meningkatkan produksi produk-produk halal, karena konsumennya shifting. Jadi bukan hanya yang beragama muslim, tapi juga penduduk dunia yang non muslim sudah mulai mencari produk-produk halal,” kata Agus Gumiwang dalam acara ‘Kick Off Indonesia Industry Halal Awards 2021’ secara virtual, Rabu (22/9).
Berdasarkan laporan dari The State of Global Islamic Economy report pada 2020-2021, umat muslim dunia membelanjakan tidak kurang dari US$ 2,02 triliun atau mendekati Rp 29.000 triluun untuk kebutuhan bidang makanan, farmasi, kosmetik, fesyen, pariwisata dan sektor-sektor syariah lainnya. Jumlah tersebut meningkat 3,2% dibandingkan tahun 2018.
Selain itu, peningkatan konsumsi dan produk jasa halal didorong oleh meningkatnya populasi umat muslim di dunia. Berdasarkan data Pew Research Center's Religion & Public Life, populasi penduduk muslim di dunia pada tahun 2020 mencapai 1,9 miliar jiwa.
Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5% dari total populasi dunia pada tahun 2030.
“Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia sudah seharusnya menjadi pusat produsen halal terbesar di dunia, bukan semata-mata hanya sebagai konsumen,” kata Mantan Menteri Sosial tersebut.