Luhut Targetkan Ekspor Bumbu Capai Rp28 T, 4 Ribu Restoran Go Global

Cahya Puteri Abdi Rabbi
27 September 2021, 13:22
Luhut, rempah, restoran
instagram.com/miss_kuliner
Ayam Betutu makanan khas Bali yang kaya rempah

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan berharap kuliner Indonesia bisa makin mendunia melalui  program Spice Up the World.  

Tidak hanya ekspor bumbu rempah-rempah, kuliner Indonesia diharapkan lebih populer dengan hadirnya ribuan restoran lokal yang menawarkan makanan Indonesia di berbagai penjuru dunia.

“Kami optimistis untuk menargetkan ekspor bumbu rempah mencapai US$ 2 miliar (Rp 28,6 triliun) dan empat ribu restoran Indonesia hadir di mancanegara pada tahun 2024,"  kata Luhut dalam acara Pembukaan Puncak Karya Kreatif Indonesia 2021 secara virtual, Kamis (23/9) lalu.

Program Spice Up the World rencananya akan diluncurkan Presiden Joko Widodo pada Dubai Expo 2021 bulan depan.
Salah satu pangsa ekspor bumbu rempah-rempah Indonesia adalah Thailand, India, dan  Amerika Serikat.

Kementerian Luar Negeri menyebut ekspor rempah-rempah Indonesia ke Amerika Serikat di tahun 2020 mencapai US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun.

Pada periode Januari-Juni 2021, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke Amerika Serikat mengalami kenaikan 1,22% yaitu sebesar US$ 83,25 juta atau Rp 1,19 triliun.

Data Negeri Rempah Foundation menyebutkan, dari sekitar 400-500 jenis rempah di dunia, 275 di antaranya ada di Asia Tenggara dan Indonesia menjadi negara yang memiliki jenis rempah terbesar sehingga dijuluki Mother of Spices.

Dalam kesempatan yang sama. Luhut juga meminta kepala daerah sekaligus para pelaku ekonomi kreatif  (ekraf) untuk menyiapkan produk premium di daerahnya.  Keberadaan produk premium bisa membantu pelaku ekraf untuk semakin berkembang di pasar global.

“Mari dukung masyarakat kita untuk mampu menghadirkan layanan sekaligus produk premium di daerahnya masing-masing,” kata Luhut.

 Sebagai informasi, pada pertengahan Juli lalu, Presiden Joko Widodo juga meminta produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk lebih banyak menjual produk premium.  Pasalnya, walaupun pasarnya kecil tapi nilai  tambah dan peluangnya sangat besar.

Produk premium seperti kerajinan tangan, mutiara, ataupun kopi premium memiliki pangsa tersendiri yang menjanjikan.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...