Konsultan Dunia BCG Ungkap Kajian Minus Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Image title
Oleh Maesaroh
17 Oktober 2021, 12:44
kereta, kereta cepat, kereta cepat Jakarta Bandung
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Pekerja melakukan pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). PT KCIC mencatat, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung per minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79% ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

Nama Boston Consulting Group (BCG) kembali muncul dalam perdebatan terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Konsultan asal Amerika Serikat tersebut dikabarkan menolak proposal kajian yang diajukan Cina pada 2015 lalu.

Ekonom senior asal Universitas Indonesia Faisal Basri pada Rabu (14/10) mengatakan, Boston Consulting Group dibayar US$150 ribu untuk mereview proposal Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang diajukan pemerintah Cina dan Jepang.

Menurut dia, kajian yang dilakukan Boston Consulting Group menolak proposal proyek yang diajukan Cina.
Namun, Menteri BUMN pada saat itu, Rini Soemarno tetap bersikukuh merealisasikan proyek kolaborasi Cina dan Indonesia tersebut.

Seperti diketahui, pada Agustus 2015, pemerintah menunjuk  BCG sebagai konsultan untuk mengkaji proposal yang diajukan Cina dan Jepang terkait proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Proposal Jepang mensyaratkan keikutsertaan pemerintah, termasuk jaminan, dalam membangun proyek tersebut.
Sebaliknya, proposal dari Cina tidak menyertakan keikutsertaan pemerintah dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Kepada Katadata.co.id, tim BCG membenarkan jika mereka tidak menyepakati kajian yang diajukan salah satu proposal. Kendati demikian, mereka menolak menyebut proposal mana yang ditolak tersebut.

BCG menjelaskan tidak adanya dukungan pemerintah menjadi catatan khusus mereka dalam mengkaji proposal kedua negara.

"Pada saat kami melakukan review dua proposal, memang banyak pertanyaan dari proposal salah satu negara terutama yang mengatakan pasti tidak butuh dukungan pemerintah. Tim BCG mempertanyakan itu karena berdasarkan pengalaman kami, proyek kereta cepat butuh government support,"tutur sumber BCG, kepada Katadata.co.id, Jumat (15/10).

Dalam catatan Katadata.co.id, BCG memiliki rekam jejak sebagai konsultan sejumlah proyek kereta api termasuk proyek kereta milik Transport Asset Holding Entity di New South Wales, Australia.

"Pengalaman BCG menunjukan meskipun kereta cepat baik secara ekonomi tetapi dari sisi finansial menantang. Proyek ini pasti butuh government support. Jadi ini memang menjadi pertanyaan, asumsi tidak pakai government support,"tuturnya.

Tim BCG menambahkan asumsi dari salah satu proposal yang memungkinkan tidak adanya dukungan pemerintah salah satunya karena terkait lahan yang dipakai.

Seperti diketahui, PTPN VIII memberikan sebagian lahan mereka di Kabupaten Bandung Barat dalam proyek kereta cepat. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan menggunakan lahan tersebut untuk kawasan Transit Oriented Development.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...