Ekspor Naik, Moeldoko Sebut Uni Eropa Butuh Kelapa Sawit Indonesia

Cahya Puteri Abdi Rabbi
8 November 2021, 19:38
Moeldoko, sawit, Uni eropa
KatadataANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Seorang buruh tani memanen sawit di perkebunan sawit milik PTPN VIII di Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).

Di tengah diskriminasi sawit Indonesia oleh Uni Eropa, nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke Eropa justru naik hingga 26% pada 2020. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, hal tersebut merupakan bukti bahwa Uni Eropa masih membutuhkan kelapa sawit Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Moeldoko saat menerima audensi Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket, di Gedung Bina Graha Jakarta, Senin (8/11).

"Yang dipermasalahkan Uni Eropa soal keberlanjutan biofuel yang berasal dari kelapa sawit, bukan pada kelapa sawitnya," kata Moeldoko dalam siaran pers, Senin (8/11).

Uni Eropa saat ini menerapkan standar tinggi dan ketat dalam membeli produk dari negara lain, bukan hanya pada kelapa sawit tapi juga komoditi lain.

Ia menyebut, salah satu standar yang dipakai yakni mengenai dampak suatu produk atau komoditi terhadap kerusakan lingkungan.

 Mantan Panglima TNI tersebut menambahkan, hal tersebut yang harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk para petani sawit.

Sementara itu, Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket mengakui, negara-negara Uni Eropa berambisi menjadikan Eropa sebagai benua netral iklim pada 2050, dan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 55% pada 2030.

Ada perubahan aturan-aturan yang diprediksi akan memperketat, atau bahkan melarang masuknya produk yang tidak ramah lingkungan ke Eropa.

"Karena itu Indonesia memproduksi komoditas-komoditas yang diekspor ke Eropa dengan lebih berkelanjutan," kata Vincent.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...