Rekor 4,4 Juta Orang Amerika Putuskan Berhenti Kerja, Apa Penyebabnya?

Image title
Oleh Maesaroh
13 November 2021, 09:26
Amerika, Amerika serikat, Pekerja, tenaga kerja
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/Pool/aww/cfo
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan penasehat iklim Amerika Serikat John Kerry menghadiri acara pelaksanaan dan solidaritas di UN Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Britain, Senin (1/11/2021). Jumlah tenaga kerja di AS yang berhenti kerja mencapai 4,4 juta di September. Kenaikan itu membuat AS bisa menahan pemulihan ekonomi AS>

Gelombang pengunduran diri dari pekerja Amerika Serikat (AS) semakin meningkat. Pada bulan September,  jumlah pekerja yang berhenti kerja bahkan mencapai 4,4 juta. Angka tersebut adalah yang tertinggi yang pernah dicatat negara tersebut.

Biro Statistik Tenega Kerja AS mencatat  4,4 juta warga Amerika yang berhenti kerja setara dengan 3% dari total pekerja. Angka tersebut sedikit lebih tinggi daripada yang tercatat di bulan Agustus (4.3 juta).

Advertisement

Tingginya jumlah pekerja yang berhenti kerja menjadi pekerjaan rumah besar bagi AS yang tengah berjuang memulihkan ekonominya setelah diterpa pandemi Covid-19.

The Washington Post melaporkan ada sejumlah alasan mengapa gelombang pengunduran diri tenaga kerja .

Di antaranya adalah meningkatnya kasus Covid-19 akibat varian Delta, sulitnya menemukan tempat perawatan anak, serta keinginan mencari gaji yang lebih besar di tempat lain.

 Sebagai informasi, pemberi kerja di AS sudah menawarkan sejumlah insentif seperti bonus dua  kali lipat untuk menarik pekerja.

"Pekerja sudah muak dengan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman sehingga memilih mengundurkan diri dan pindah kerja ke tempat lain, ujar Daniel Zhao, ekonomis Glassdoor, seperti dikutip dari The Washington Post.

Lowongan kerja dan survei perputaran tenaga kera (JOLTS) yang dilakukan Biro Statistik Kerja AS juga menunjukan jumlah lowongan kerja yang tersedia di September mencapai 10,4 juta.

Artinya, bagi setiap pengangguran AS kini tersedia 1,4 lowongan kerja.

Sebagai informasi, JOLTS merupakan survei yang dilakukan Biro Statistik Tenaga Kerja yang berada di Departemen Tenaga Kerja.

Data survei tidak hanya berfungsi untuk menunjukan jumlah lowongan kerja yang kosong tetapi juga dalam menentukan arah kebijakan inflasi.

 Hasil survei JOLTS yang keluar pada Jumat (12/11) juga menunjukan sebanyak 6,6% dari tenaga kerja di akomodasi dan layanan makanan mengundurkan diri di September, angka prosentase  menjadi yang tertinggi dari sektor lain.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement