Indonesia dan Portugal Jajaki Kerja Sama Kelautan dan Perikanan
Indonesia dan Portugal menjajaki sejumlah kerja sama di bidang kelautan dan perikanan, terutama yang terkait dengan industri pengolahan ikan.
Penjajakan kerja sama tersebut dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat bertemu dengan Duta Besar Portugal untuk Indonesia, Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso dan Duta Besar RI untuk Portugal, Rudy Alfonso di Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2).
Beberapa fokus pembahasan kedua pejabat tersebut adalah pembentukan dialog kemaritiman serta potensi kerja sama di bidang kelautan dan perikanan.
"Indonesia juga terbuka dengan investasi untuk percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Untuk mendorong akselerasi tersebut, KKP telah menyiapkan program terobosan berupa kebijakan penangkapan terukur," kata Trenggono dalam keterangan resminya, Kamis (16/12).
Kebijakan penangkapan dengan sistem zonasi dan kuota tersebut sebagai upaya menyeimbangkan antara kepentingan ekologi dan ekonomi.
Di samping itu, kebijakan tersebut untuk menjamin kualitas produk perikanan yang dihasilkan.
Portugal merupakan negara dengan tingkat konsumsi ikan yang cukup tinggi. Selain itu, terdapat beberapa industri perikanan ikan kaleng skala besar yang tentunya membutuhkan bahan baku berkualitas.
Beberapa produk perikanan Indonesia yang laris di pasar global dan berpotensi diekspor ke Portugal dalah udang, tuna cakalang tongkol, rajungan kepiting, cumi sotong gurita, serta rumput laut.
Adapun, negara pengimpor terbesar produk perikanan Indonesia yakni Amerika Serikat (AS), Cina, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa.
Sebagai informasi, Indonesia dan Portugal sejauh ini belum memiliki perjanjian kerja sama kelautan dan perikanan.
Namun, keduanya terlibat dalam pembentukan High Level Panel for an Economy Sustainable Development of the Oceans pada tahun 2018.
"Kami juga saling mendukung dan memperjuangkan isu-isu kemaritiman, khususnya tentang kesehatan laut," kata dia.
Potensi kerja sama ini tidak hanya di bidang ekonomi, tapi juga mencakup lingkungan, infrastruktur maritim, teknologi perikanan budidaya, hingga budaya maritim dan pembangunan kapasitas sumber daya manusia.
Termasuk didalamnya adalah perlindungan pekerja migran Indonesia ABK kapal perikanan Portugal.
Trenggono meyakini, kerja sama ini akan memberi banyak keuntungan bagi dua negara.
Sementara itu, Duta Besar Rudy Alfonso menggarisbawahi pentingnya kerja sama budaya maritim merujuk pada catatan panjang sejarah kedua bangsa yang secara geografis menghadap samudera.
Salah satunya terkait sunken wreck untuk konservasi maritim.
Sementara itu, Duta Besar Portugal H.E Maria João Falcão Poppe Lopes Cardoso menilai, kerja sama dua negara memang sangat potensial.
Untuk itu, dia akan menyampaikan hasil dialog dengan Menteri Trenggono ke pemerintahannya. Ia juga mengundang Menteri Trenggono untuk menghadiri UN Ocean Conference yang akan diselenggarakan di Lisabon pada 27 Juni - 1 Juli 2022.