Kilas Balik 2021, Lima Bahan Pangan yang Harganya Melonjak Tahun Ini
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada konferensi pers (30/'12) mengklaim harga pangan terkendali sepanjang pandemi Covid-19, termasuk tahun ini. Namun, data menunjukan ada sejumlah bahan pangan yang harganya sempat ataupun masih melonjak drastis pada tahun ini.
Beberapa komoditas pangan yang mengalami lonjakan harga di antaranya telur, minyak goreng, cabai, tempe, kedelai, tomat, daging, hingga cabai rawit.
Penyebab kenaikan bahan pangan tersebut sangat beragam mulai dari kekurangan pasokan dari dalam neegri ataupun mengikuti pergerakan harga internasional.
Beberapa bahan pangan juga sempat melonjak karena mengikuti pola historisnya seperti kenaikan harga daging sapi menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Sebaliknya, harga beras sepanjang tahun ini relatif terkendali dan tidak mengakibatkan inflasi.
Sebagai informasi, secara historis, beras merupakan penyumbang utama inflasi di Indonesia karena tingginya permintaan pada komoditas tersebut.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) ataupun infopangan.jakarta.go.id, Katadata merangkum beberapa komoditas bahan pangan yang harganya sempat melonjak pada tahun ini.
Berikut lima komoditas yang sempat mengalami lonjakan harga tinggi tahun ini:
1. Tempe dan kedelai
Harga tempe melonjak pada Januari setelah harga kedelai merangkak naik dari Rp 6.500/kg menjadi Rp 10.000/kg.
Sebanyak 5.000 pelaku Usaha Kecil Menengah yang tergabung Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia DKI Jakarta menghentikan sementara proses produksi pada 1-3 Januari 2021 memprotes harga kedelai yang melonjak.
Harga tempe kembali melonjak pada Mei dan Juni menyusul naiknya harga kedelai.
Harga kedelai dunia pada Mei 2021 berkisar di US$ 15,42 per bushels. Angka itu naik 8,12% dibandingkan periode April 2021 pada kisaran US$ 14,26 per bushels.
Kenaikan harga kedelai membuat harga tempe menembus Rp 17.000-18.000 per kg, dari semula sekitar Rp 10.000/kg.
Kenaikan harga ini sempat membuat tempe menghilang dari pasaran karena produsen tidak mampu membeli bahan baku.
2. Tomat
Harga tomat melambung pada Agustus 2021 karena berkurangnya pasokan imbas dari perubahan cuaca.
Daerah pemasok tomat seperti Cipanas dan Puncak di Jawa Barat mengalami perubahan cuaca cukup ekstrem sehingga mempengaruhi musim panen.
Pada awal tahun, misalnya, harga tomat di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta di kisaran Rp 8.000/kg.
Pada Agustus 2021, harga tomat di pasar tersebut menembus Rp 17.000/kg.
3. Minyak goreng
Harga minyak goreng mulai merangkak naik menjelang akhir Oktober. Kenaikan harga dipicu melonjaknya harga CPO di pasar internasional.
Pada awal tahun, minyak goreng curah dijual dengan harga Rp 14.100/kg sementara pada hari ini dijual dengan harga Rp 18.450/kg.
Harga minyak goreng curah di beberapa pasar di Jakarta bahkan menembus Rp 20.000/kg.
Harga minyak goreng kemasan juga naik signifikan pada tahun ini. Di awal tahun, harga minyak goreng kemasan I dibanderol Rp 15.100/kg sementara pada saat ini dijual pada kisaran Rp 20.100/kg.
Harga minyak goreng baik curah ataupun dalam kemasan sudah jauh melewati harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500 - Rp 13.000.
4. Cabai rawit
Harga cabai rawit di awal tahun 2021 terbilang tinggi yani Rp 78.000/kg mengikuti pola historisnya. Harga cabai rawit sempat menyentuh level terendah di bulan September di kisaran Rp 35.000/kg.
Namun, harga cabai rawit merah melonjak kembali menjelang akhir tahun. Di bulan Desemner, harga cabai sudah menembus Rp 100.000/kg.
Di beberapa pasar di Jakarta, harga cabai rawit mencapai Rp 125.000/kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kenaikan harga cabai disebabkan terganggunya pasokan.
Banyuwangi sebagai pemasok 40% cabai nasional mengalami kemunduran musim tanam karena tingginya curah hujan.
Mundurnya musim tanam ini akan berdampak ke semakin lamanya musim panen.
Sebagai informasi, harga cabai biasanya merangkak naik di bulan Desember dan Januari karena curah hujan yang tinggi mengganggu musim panen dan jalur distribusi.
5. Telur
Harga telur ayam ras melonjak tajam dalam tiga pekan terakhir.
Di Jakarta, telur ayam ras dijual dengan harga Rp 31.411/kg, pada hari ini, Jumat (31/12). Padahal, harga telur ayam ras masih di kisaran Rp 24.000/kg di awal tahun ini.
Di pertengahan tahun, harga telur ayam ras sempat anjok dan dijual di bawah Rp 20.000/kg.
Oke menjelaskan melonjaknya harga telur ayam ras disebabkan meningkatnya permintaan menjelang Tahun Baru sementara di sisi lain pasokan kurang.
Dia menambahkan, pada saat harga telur ayam terkontraksi dari awal hingga pertengahan tahun, banyak peternak ayam petelur yang menutup usahanya. Penutupan itu membuat populasi ayam petelur berkurang hingga 40%.