Proyek Bendungan Meninting Lombok Rp1,36 Triliun Akan Rampung 2023
Pembangunan Bendungan Meninting di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ditargetkan selesai tahun depan. Proyek tersebut menghabiskan anggaran Rp 1,36 triliun.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan konstruksi Bendungan Meninting kini dalam tahap akhir. Bendungan tersebut diharapkan bisa mendukung ketahanan pangan dan penyedia air di Kawasan Timur Indonesia.
"Berdasarkan data hingga November 2021, progres keseluruhan pembangunan Bendungan Meninting sebesar 23,14% dengan target rampung tahun 2023," kata Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Kementerian PUPR Hendra Ahyadi dalam keterangan resmi, Selasa (8/2).
Pembangunan Bendungan Meninting dilakukan oleh dua kerja sama operasi (KSO), yakni antara PT Hutama Karya dengan PT Bahagia Bangunnusa dan PT Nindya Karya-PT. Sac Nusantara.
Pembangunan bendungan berkapasitas tampung 12 juta meter kubik tersebut terbagi menjadi dua paket konstruksi.
Paket 1 yang terdiri dari persiapan konstruksi, pembangunan jalan masuk, pembangunan utama, dan pekerjaan pendukung menelan biaya Rp 875,25 miliar.
Sementara itu, pekerjaan konstruksi Paket 2 terdiri dari konstruksi jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, dan bangunan fasilitas senilai Rp 481,33 miliar.
Bendungan Meninting dirancang untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.559,29 hektare.
Selain itu, bendungan ini diharapkan bisa memasok air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian Utara sebesar 150 liter per detik (lpd) khusunya di wilayah Senggigi.
Bendungan Meninting juga akan mendukung penambahan air ke daerah lain, terutama ke daerah Lombok Selatan. Pasalnya, Lombok Selatan memiliki potensi lahan untuk areal pertanian lebih besar.
Hendra berharap tambahan tampungan air Bendungan Meninting akan membantu Pemerintah Daerah dalam mitigasi persoalan kekeringan di Pulau Lombok.
Bendungan Meninting merupakan satu dari tiga bendungan yang sedang dibangun di NTB. Kedua bendungan lainnya adalah Bendungan Beringin Sila dan Bendungan Tiu Suntuk.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya menargetkan penyelesaian konstruksi Bendungan Sila pada tahun ini. konstruksi Bendungan Beringin Sila pada tahun ini.
Bendungan tersebut telah dibangun sejak 2019 dengan estimasi investasi senilai Rp 1,78 triliun.
"Sesuai rencana kontrak akan selesai pada tahun 2022 dengan progres saat ini 70% (per Januari 2022)," kata Basuki, beberapa waktu lalu.
Kementerian PUPR mencatat jumlah bendungan di Indonesia mencapai 205 unit hingga 2021 yang tersebar di 16 provinsi.
NTB merupakan provinsi yang memiliki jumlah bendungan paling banyak mencapai 72 unit. Diikuti jumlah bendungan di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang masing-masing sebanyak 42 unit dan 30 unit.
Total terdapat enam bendungan di NTB yang dibangun pada masa Presiden Joko Widodo.
Di antaranya adalah Bendungan Tanju dengan volume tampungan sebesar 18,27 juta m3 dan Bendungan Mila dengan volume tampungan sebesar 6,57 juta m3.
Juga, dan Bendungan Bintang Bano dengam volume tampung 76 juta m3. Tiga bendungan lainnya yakni Beringin Sila, Tiu Suntuk dan Meninting kini tengah dibangun.