Tempe Lokal Bergantung Kedelai Impor, Ini 10 Negara Pemasok Utamanya
Harga kedelai di pasar internasional diperkirakan masih akan tinggi hingga pertengahan tahun ini. Kenaikan harga kedelai tersebut tentu saja bepengaruh besar terhadap harga tempe lokal mengingat sebagian besar produksinya bergantung kepada kedelai impor.
Kementerian Pertanian mencatat, sekitar 86,4% kebutuhan kedelai berasal dari impor.
Selain karena minimnya ketersediaan kedelai lokal, produsen tempe dan tahu juga lebih memilih kedelai impor karena kualitasnya yang dianggap lebih bagus.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor kedelai pada tahun 2021 mencapai US$1,482 miliar atau Rp 21,04 triliun. Nilai tersebut meningkat 479,4 juta atau 47,78% dibandingkan tahun sebelumnya.
Volume impor kedelai mencapai 2,49 juta ton, atau naik 0,58% dibandingkan tahun sebelumnya.
Amerika Serikat menjadi pemasok utama kedelai impor dengan nilai impor mencapai US$1,29 miliar atau Rp 18,32 triliun. Volume impor dari Amerika Serikat mencapai 2,15 juta ton.
Artinya, Amerika Serikat memasok sekitar 87% dari kebutuhan kedelai impor Indonesia.
Berdasarkan data BPS, berikut 10 besar pemasok kedelai impor Indonesia:
1. Amerika Serikat
Nilai impor US$ 1,29 miliar
Volume impor 2,15 juta ton
2. Kanada
Nilai impor US$ 135,89 juta
Volume impor 232.009 ton
3.Argentina
Nilai impor US$ 52,08 juta
Volume impor 89.951 ton
4.Brasil
Nilai impor US$ 5,35 juta
Volume impor 9.238 ton
5.Malaysia
Nilai impor US$ 2,46 juta
Volume impor 5.547 ton
6.Prancis
Nilai impor US$ 158.936
Volume impor 212,36 ton
7.India
Nilai impor US$ 34.597
Volume impor 76,51 ton
8.Kroasia
Nilai impor US$ 20.180
Volume impor 20,56 ton
9.Jepang
Nilai impor US$ 5.431
Volume impor 1,71 ton
10.Singapura
Nilai impor US$ 588
Volume impor 96 kg
Besarnya kedelai impor berbanding terbalik dengan produksi kedelai nasional. Berdasarkan proyeksi Kementerian Pertanian, produksi kedelai nasional pada tahun 2021 mencapai 613.318 ton dengan luas lahan sebanyak 362,612 hektare.
Pada tahun 2020, produksi kedelai nasional diperkirakan 632.326 ton dengan luas lahan 381.311 hektare.
Jawa Timur merupakan sentra utama produksi kedelai di Indonesia disusul Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengatakan tingginya harga kedelai di pasar internasional diperkirakan akan bertahan hingga Juli 2020.
Dengan kenaikan tersebut, harga tahu dan tempe setidaknya akan naik sampai pertengahan tahun ini.
Harga kacang kedelai pada minggu pertama Februari 2022 telah mencapai US$ 15,77 per gantang atau setara dengan Rp 11.240 per kilogram (Kg).
Harga ini diperkirakan akan terus naik hingga Mei di level US$ 15,79 per gantang sebelum akhirnya turun tipis per Juli 2022 ke posisi US$ 15,74 per gantang.
Di pasar Indonesia, harga kedelai sudah bergerak ke kisaran Rp 11.000-12.000/kg dari sebelumnya Rp 9.500/kg.