Pemerintah Rusia Selidiki Netflix karena Dianggap Sebar Konten LGBT
Kementerian Dalam Negeri Rusia menyelidiki platform video on-demand asal Amerika Serikat (AS) Netflix setelah mendapatkan laporan dari komisi perlindungan keluarga setempat. Netflix dianggap melanggar aturan Negeri Beruang Putih tentang konten propaganda gay.
Komisaris di komisi perlindungan keluarga Rusia Olga Baranets mengatakan, terdapat sejumlah konten Netflix yang tayang di Rusia membawa propaganda gay. Misalnya program atau judul Elite, Young Royals, dan Sex Education.
Menurutnya, Netflix telah menyiarkan serial bertema lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan hanya memberikan label 16+.
Padahal, hukum di Rusia telah melarang propaganda LGBT yang ditujukan kepada anak di bawah 18 tahun.
"Jadi, konten itu telah melanggar Undang-undang 2013 yang melarang penyebaran propaganda tentang hubungan seksual non-tradisional," kata Olga dikutip dari Reuters pada Kamis (26/11).
Alhasil, komisi perlindungan keluarga Rusia mengadukan tindakan Netflix itu ke Kementerian Dalam Negeri.
"Aduannya sedang dipertimbangkan Kementerian Dalam Negeri," demikian dikutip dari Reuters.
Apabila terbukti melanggar, Netflix terancam hukuman berupa denda hingga 1 juta rubel atau US$ 13.374 (Rp 191 juta).
Netflix menolak berkomentar mengenai ancaman denda tersebut Namun, dikutip dari Reuters, awal bulan ini Netflix telah memeriksa penawaran serial dan film tentang kehidupan anggota komunitas LGBT.
Sebelumnya, pengadilan Moskow, Rusia telah menjatuhkan hukuman denda kepada kanal musik Rusia bernama Muz TV karena pelanggaran aturan propaganda gay.
Kanal musik tersebut memuat acara penghargaan musik. Namun, terdapat serangkaian insiden yang dianggap propaganda gay seperti tayangan mobil dikelilingi oleh model pria bertelanjang dada.
Kemudian, seorang pria mengenakan gaun serta busana setengah gaun dan setengah tuksedo.
Di sisi lain, Undang-undang propaganda gay itu sebenarnya telah dikecam oleh kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) di Eropa.
Pada 2017, Pengadilan HAM Eropa memutuskan bahwa Undang-udang propaganda gay di Rusia bertentangan dengan perjanjian Eropa. Aturan itu dianggap melanggar hak atas kebebasan berekspresi dan mendiskriminasi orang-orang LGBT.
Namun, otoritas di Rusia tetap memakai aturan itu. Bahkan, cakupan aturan diperluas dengan menyasar perusahaan teknologi asing.
Otoritas Rusia juga sedang mendiskusikan perubahan tentang bagaimana layanan streaming online diatur.
Sebelumnya, Netflix juga digugat oleh legenda catur Nona Gaprindashvili US$ 5 juta atau sekitar Rp 71 miliar terkait pencemaran nama baik. Ini karena salah satu adegan 'The Queen's Gambit' dianggap seksisme.
Gaprindashvili merupakan grandmaster catur wanita pertama di dunia.
Ikon catur Soviet berusia 80 tahun ini mengkritik salah satu adegan 'The Queen's Gambit' yang menyebut dirinya tidak pernah bertanding melawan laki-laki.
Cuplikan itu ada pada episode terakhir 'The Queen's Gambit'. Pengacara mengatakan serial yang dirilis pada Oktober tahun lalu itu menyebabkan kerugian profesional bagi Gaprindashvili.