Pemerintah Siapkan Rp 11 Triliun untuk Program Kartu Prakerja di 2022
Pemerintah masih akan melanjutkan sejumlah program perlindungan sosial tahun depan termasuk program Kartu Prakerja. Kementerian Keuangan menyediakan anggaran Rp 11 triliun untuk program tersebut.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkap alokasi program perlindungan sosial dalam APBN 2022 sebesar Rp 252,3 triliun.
Dengan demikian, anggaran untuk program Kartu Prakerja mencakup 4,3% dari total anggaran sosial tersebut.
"Pada tahun 2022 kartu prakerja masih terus dilanjutkan skema pelaksanannaya bersifat semi bansos tapi tetap dilakukan dan bersifat reguler, akan dimulai dengan mempertimbangkan situasi yang semakin kondusif," kata Febrio dalam webinar Diseminasi Hasil Studi Evaluasi Dampak Program Kartu Prakerja oleh Katadata.co.id, Rabu (2/12).
Kendati tetap berlanjut, nilai anggarannya hanya separuh dari alokasi tahun ini sebesar Rp 21,2 triliun.
Anggaran Kartu Prakerja tahun ini semula hanya sebesar Rp 10 triliun sebelum akhirnya digandakan menjadi Rp 20 triliun pada kuartal kedua tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga kuartal ketiga tahun ini, realisasi dari Kartu Prakerja sudah mencapai 99,7% dari pagu atau Rp 21,15 triliun. Kartu prakerja menjadi program yang realisasinya paling cepat dibanding bantuan sosial lainnya.
Selain itu, program Kartu Prakerja juga menjadi salah satu dari lima bansos pemerintah yang masih dilanjutkan tahun depan.
Seperti diketahui, pemerintah mulai merampingkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun depan dari Rp 744,77 triliun menjadi Rp 414 triliun.
Febrio mengatakan program Kartu Prakerja juga masuk dalam salah satu dari tujuh program prioritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022, yakni di dalam reformasi program perlindunga sosial.
Selain itu, program ini juga masuk dalam agenda pembangunan pemerintah jangka menengah sebagaimana Perpres Nomor 18 tahun 2020 2020 tentang RPJMN 2020-2024.
Progrma Kartu Prakerja merupakan bagian dari tujuan pembangunan peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
"Survei yang dilakukan Ipsos juga menunjukkan, persepsi masyarakat mengenai bansos selama pandemi ini paling bermanfaat adalah program kartu Prakerja, dari sekian banyak program perlindungan sosial lainnya," kata Febrio.
Penelitain terbaru yang dibuat oleh lembaga riset J-Pal bersama sejumlah peneliti termasuk dari Universitas Harvard mengungkap sejumlah dampak positif program Kartu Prakerja.
Hasil riset menunjukkan bahwa program ini bisa meningkatkan ketenagakerjaan sebesar 8%, baik yang bekerja untuk korporasi atau memulai bisnisnya sendiri.
Selain itu, bagi alumni pelatihan Kartu Prakerja juga berpotensi 18% lebih tinggi untuk medapat pekerjaan lebih cepat.
Mereka yang mengikuti program ini juga berpotensi 12% lebih tinggi untuk menjadi self-employed atau bekerja untuk diri sendiri dan kesempatan 30% lebih tinggi untuk menjadi enterpreneur.
Sementara dari sisi pendapatan, program ini juga mendorng peningkatan pendapatan bulanan sebesar Rp 122.500.