IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini, Muramnya Ekonomi Global Jadi Pemicu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi melemah hari ini, Selasa (18/1). Pelemahan IHSG terutama dipicu masih muramnya kondisi perekonomian global.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya memperkirakan IHSG akan bergerak di range 6518-6725.
Pada perdagangan Senin (17/1), IHSG ditutup di zona merah 6645.048 , melemah 0,72%. Total volume perdagangan saham mencapai 16,65 miliar dengan total nilai transaksi menembus Rp 9,83 triliun.
Kendati ditutup di zona merah, investor asing masih mencatat net buy sebesar Rp 83,31 miliar.
William Surya mengatakan gelombang tekanan dalam pergerakan IHSG terlihat belum akan berakhir sehingga rentang konsolidasi belum akan ditinggalkan oleh IHSG.
Dia juga menambahkan pelemahan IHSG dipicu oleh masih minimnya sentimen positif di pasar.
"Masih minimnya sentimen ditengah perlambatan perekonomian yang terjadi masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang," tutur William Surya, dalam keterangannya, Senin (17/1).
Sebagai informasi, pelemahan ekonomi global masih membayang setelah Cina mengumumkan perlambatan produk domestik bruto (PDB) nya untuk kuartal IV tahun 2021.
Cina bersama Amerika Serikat merupakan dua motor utama penggerak ekonomi global.
Ekonomi Cina pada kuartal keempat 2021 hanya tumbuh 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 4,9%.
Secara keseluruhan, perekonomian Negara Tirai Bambu tumbuh 8,1% sepanjang 2021.
William Surya menambahkan pelemahan IHSG pada hari ini bisa menjadi momentum bagi investor baik investor jangka pendek ataupun jangka panjang.
"Namun momentum koreksi wajar masih dapat terus dimanfaatkan oleh para investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang untuk melakukan trading ataupun investasi jangka pendek," ujarnya.
Untuk perdagangan pada hari ini, dia merekomendasikan beberapa saham untuk dipantau ataupun dibeli para investor.
Di antaranya adalah Gudang Garam (GGRM), Indo Tambangraya Megah (ITMG), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Ciputra Development (CTRA).
Juga, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG).
Sementara itu, analis dari Bina Artha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan IHSG kemungkinan masih berada di pola koreksi dan berpeluang untuk melanjutkan penurunan menuju targetnya di
sekitar level 6575-6580.
Dia menjelaskan titik level support IHSG pada hari ini akan berada di 6611, 6575 dan 6539, sementara titik level resistennya di 6738, 6754 dan 6793.
Support merupakan area harga saham tertentu yang diyakini sebagai titik terendah pada satu waktu. Saat menyentuh support, harga umumnya akan kembali tumbuh karena peningkatan pembelian.
Jika harga terus melemah, harga akan terus menurun untuk menemukan titik support baru.
Sebaliknya, resistance adalah tingkat harga saham tertentu yang dinilai sebagai titik tertinggi. Setelah saham menyentuh level ini, biasanya akan ada aksi jual cukup besar hingga laju pertumbuhan harga tertahan.
Ivan merekomendasikan beberapa saham untuk hold/buy seperti Adaro Energy (ADRO), Bank Tabungan Negara (BBTN), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), Kalbe Farma (KLBF), dan United Tractors (UNTR).