Pidato Terakhir Obama: Hoax, Michelle dan Ancaman Demokrasi

Maria Yuniar Ardhiati
11 Januari 2017, 19:06
Pidato Perpisahan Obama
ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengusap airmatanya saat memberikan pidato perpisahan di Chicago, Illinois, Selasa (10/1).

Sepekan menjelang berakhirnya masa jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama menyampaikan pidato terakhir dan salam perpisahan . Pidato itu berisi berbagai hal, mulai dari pencapaiannya sebagai Presiden AS selama delapan tahun, mewabahnya informasi tanpa disertai fakta alias hoax hingga kekhawatiran terhadap nasib demokrasi. 

Pidato tersebut menyedot perhatian luas masyarakat AS, bahkan dunia. Pusat pertemuan McCormick Place di Kota Chicago berkapasitas 20 ribu orang, yang menjadi arena pidato Obama, pada Selasa malam waktu setempat (10/1), dipadati pengunjung. Linimasa di media sosial juga ramai memperbincangkannya. 

"Dalam segala hal, Amerika sudah menjadi tempat yang lebih baik dan lebih kuat," ujar Obama di awal pidatonya. Ia pun menguraikan setidaknya tiga hal yang berubah selama masa kepemimpinannya.

(Baca: Pertemuan Trump dan Jack Ma Dongkrak Saham Alibaba)

Pertama, masalah ras. "Setelah saya terpilih menjadi Presiden, muncul pembicaraan mengenai isu pasca-rasisme di Amerika. Hal seperti itu, sebenarnya, tidak pernah nyata adanya. Karena masalah ras berpotensi memecah belah masyarakat kita. Namun saya melihat hubungan antar-ras saat ini lebih baik dari 10, 20, atau 30 tahun lalu."

Kedua, perbaikan ekonomi dan politik. Saat delapan tahun lalu menjadi Presiden, Obama menargetkan Amerika akan keluar dari resesi, menghidupkan kembali industri otomotif, dan menciptakan lapangan kerja terbesar sepanjang sejarah.

Selain itu, membuka lembaran baru bersama masyarakat Kuba, menutup program persenjataan nuklir Iran secara damai, menemukan otak dari Tragedi 9/11, hingga menghidupkan asuransi kesehatan untuk lebih dari 20 juta warga. "Maka semuanya sudah hampir tercapai," kata Obama.

Ketiga, dukungan Michelle Obama. "Michelle LaVaughn Robinson, gadis dari Selatan. Selama 25 tahun terakhir kamu telah menjadi istri dan anak-anakku. Bukan hanya itu, kamu juga menjadi sahabat terbaikku," kata Obama sembari menatap istrinya.

"Kamu telah mengambil peran yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Tapi kamu menjalankannya dengan penuh sukacita, keberanian, penuh gaya, serta humor. Kamu menjadikan White House tempat bagi semua orang."

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...