Chevron dan BP Kucurkan Rp 594 Triliun untuk 2 Proyek Hulu Gas

Maria Yuniar Ardhiati
11 Juli 2016, 09:00
Chevron
Arief Kamaludin|KATADATA

Dua raksasa minyak dan gas bumi (migas) dunia, yaitu Chevron Corp. dan BP Plc, akan mengucurkan investasi senilai total US$ 45 miliar atau sekitar Rp 594 triliun. Hal tersebut menunjukkan perusahaan migas telah percaya diri melakukan ekspansi usaha di sektor hulu seiring dengan mulai pulihnya harga minyak dunia.

Chevron baru saja mengumumkan rencananya menginvestasikan dana sekitar US$ 37 miliar untuk mengembangkan ladang gas di Kazakhstan. Ini merupakan investasi terbesar yang dilakukan oleh perusahaan multinasional asal Amerika Serikat tersebut sejak harga minyak mentah anjlok dalam dua tahun terakhir.

Chevron dan para mitranya, termasuk Exxon Mobil Corp., sepakat melanjutkan pengembangan lapangan gas Tengiz di Kazakhstan setelah tertunda tahun lalu gara-gara merosotnya harga minyak. Executive Vice President bidang hulu Chevron, Jay Johnson, mengatakan pengkajian rencana kontruksi serta rancang bangun lanjutan dari lapangan gas Tengiz telah dilakukan.

Ia menilai, sekarang waktu yang tepat bagi perusahaan migas untuk kembali berinvestasi dengan memanfaatkan rendahnya biaya jasa dan konstruksi di tenah anjloknya harga minyak. Alhasil, jika tak ada aral melintang, Chevron akan mulai membangun fasilitas produksi ladang gas di Kazakhstan tersebut pada 2022 mendatang. (Baca: Pemerintah Pangkas Target Lifting Minyak Lima Kontraktor)

Di satu sisi, rendahnya harga minyak telah berdampak buruk terhadap keuntungan perusahaan. Namun di sisi lain, kondisi tersebut malah membuat biaya jasa dan peralatan termasuk rig, berkurang. Perusahaan migas pun kemudian melakukan negosiasi ulang kontrak untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari perusahaan penyedia jasa pendukung.

Pertimbangan yang sama melatari langkah BP melanjutkan rencana investasinya di Indonesia. Akhir Juni lalu, perusahaan minyak asal Inggris ini meneken perjanjian investasi senilai US$ 8 miliar untuk membangun fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) Train 3 Tangguh di Papua. Padahal, sebelumnya rencana pengembangan gas di Teluk Bintuni itu sempat terkatung-katung. 

(Baca: Putusan Final Investasi Tercapai, Kilang 3 Tangguh Siap Dibangun)

Tak cuma itu, lembaga konsultan Wood Mackenzie Ltd. serta Jefferies International Ltd. menyatakan, bakal ada dua proyek besar hulu migas lainnya yang tercapai tahun ini. Pertama, proyek BP bernama Mad Dog Phase 2 di Teluk Meksiko. Padahal, sebelumnya BP sempat memotong lebih dari separuh investasinya untuk proyek itu. Sebab, pada empat tahun lalu, proyek di Teluk Meksiko tersebut diprediksi membutuhkan dana US$ 20 miliar. Sekarang, nilainya menyusut di bawah US$ 9 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...