OPEC Tanpa Keputusan, Harga Minyak Tembus US$ 50 per Barel

Maria Yuniar Ardhiati
3 Juni 2016, 17:22
Pengeboran minyak lepas pantai.
KATADATA

Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) gagal mencapai kesepakatan dalam penerapan strategi produksi minyak. Menyusul pertemuan OPEC di Wina, Austria kemarin, harga minyak dunia naik hingga mencapai US$ 50 per barel.

Dalam pertemuan OPEC kemarin, Arab Saudi menyatakan tidak akan membanjiri pasar dunia dengan hasil produksi minyaknya. “Kami akan sangat sangat berhati-hati dan berjanji tidak mengguncang pasar dengan cara apa pun,” ujar Menteri Energi Arab Saudi yang baru, Khalid al-Falih seperti dikutip Reuters, Kamis, 2 Juni 2016.

Arab Saudi dan aliansinya di kawasan Teluk telah berusaha mengajukan usulan kepada OPEC untuk mengakomodasi kepentingan setiap anggotanya. Namun pertemuan yang digelar pada Kamis, 3 Juni 2016 tidak menghasilkan kebijakan apapun, dengan adanya sikap keras Iran yang menolak usulan Arab.

Iran tetap ingin meningkatkan produksi minyaknya secara bertahap. Ketegangan di antara keduanya makin terlihat dalam beberapa pertemuan OPEC sebelumnya. Salah satunya terjadi pada Desember 2015, saat gagal menyetujui target produksi minyak pertama kalinya setelah bertahun-tahun. (Baca: Produksi Turun, Harga Minyak Indonesia Melonjak 20 Persen)

Meski demikian, Falih menyatakan keinginan negaranya untuk berdamai. Menteri Perminyakan Iran, Bijan Zanganeh pun tidak mempersoalkan kritik Falih terhadap kebijakan negaranya. Ketegangan ini pun akhirnya mulai mereda.

Perselisihan antara Iran dan Arab Saudi telah berlangsung selama hampir dua tahun. Akhirnya, Arab Saudi menghentikan keinginan untuk membekukan produksi minyak sementara, dan fokus pada stabilisasi pasar minyak sejak April. Saat itu, negara tersebut menyatakan akan ikut mengerem produksi bersama salah satu negara non-OPEC, Rusia, jika Iran juga mengambil langkah serupa.

Namun, Iran menginginkan yang sebaliknya. Negara ini berencana menggenjot produksi minyaknya setelah sanksi atas program nuklirnya dicabut Barat. Zanganeh menjelaskan, Iran tidak akan mendukung kebijakan baru apa pun mengenai batas maksimal produksi. (Baca: Permintaan Tinggi, Harga Minyak Indonesia April Naik US$ 3 per Barel)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...