Ungkap Harta Gelap Orang Kaya Dunia, Panama Papers Raih Pulitzer

Maria Yuniar Ardhiati
11 April 2017, 17:45
Panama Papers
KATADATA

Dokumen Panama atau Panama Papers menyabet penghargaan Pulitzer untuk kategori liputan pemaparan (explanatory reporting)  dari Universitas Columbia, Amerika Serikat (AS), pada tahun ini. Penghargaan bergengsi karya jurnalistik berkelas dunia itu diberikan karena hasil investigasi Panama Papers berhasil mengungkap praktik penggelapan harta para orang kaya di seluruh dunia.

Selain memenangkan Pulitzer untuk kategori explanatory reporting, investigasi Panama Papers menjadi finalis untuk kategori pemberitaan internasional (international reporting).

Direktur International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) Gerard Ryle merasa terhormat karena Panama Papers mendapat pengakuan dari Dewan Pulitzer sebagai sebuah gebrakan. “Penghargaan ini menjadi sebuah bukti atas kerjasama seluruh staf dan mitra kami di Amerika Serikat dan seluruh dunia,” katanya dalam situs resmi ICIJ, Senin (10/4).

Penghargaan Pulitzer diberikan saban tahun untuk karya-karya jurnalistik unggulan . Tahun ini merupakan tahun ke-101 ajang penghargaan tersebut oleh  Columbia’s School of Journalism. Selain ICIJ, sejumlah media yang juga menerima Pulitzer adalah New York Times, Washington Post, serta The Charleston (West Virginia) Gazette-Mail.

Investigasi Panama Papers melibatkan lebih dari 300 reporter di enam benua, termasuk di Indonesia. Mereka mengungkap jaringan terselubung berskala global untuk menyembunyikan kekayaan di negara-negara suaka pajak. Investigasi ini pun dijalankan ICIJ, McClatchy, the Miami Herald, Süddeutsche Zeitung dan beberapa media lainnya. “Kami yakin kolaborasi merupakan masa depan dari jurnalisme global,” kata Ryle.

(Baca: Ikut Tax Amnesty, Pengusaha di Panama Papers Pulangkan Hartanya)

Ia menuturkan, pengumpulan bahan dan berbagi informasi menjadi langkah kuat dalam melakukan investigasi untuk mengungkap keterlibatan politikus, perusahaan, serta tindak kejahatan terencana. Ada beberapa kasus yang memang terlalu besar untuk dikerjakan sendiri, bahkan oleh organisasi-organisasi pemberitaan.

Tim liputan Panama Papers mulai bekerja pada awal 2015. Para anggota tim mempublikasikan dan menyebarkan hasil temuan mereka lebih setahun kemudian, tepatnya pada April 2016, dan terus menuliskan laporannya sepanjang tahun lalu.

Mereka menguliti jutaan e-mail rahasia serta dokumen korporasi yang ditulis dalam berbagai bahasa, mulai dari bahasa Prancis, Inggris, Spanyol. Rusia, Cina, dan hingga Arab. Para jurnalis itu menggunakan metode konvensional untuk merunut dokumen tambahan serta melakukan verifikasi fakta-fakta di enam benua.

Para reporter menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menemukan kaitan dari struktur yang berlapis-lapis pada perusahaan-perusahaan cangkang yang dikendalikan sejumlah perusahaan. Para anggota tim menggunakan piranti lunak serta virtual newsroom untuk berkolaborasi satu sama lain, di tengah perbedaan zona waktu.

Di sana lah kemudian terbentuk 130 kelompok diskusi, yang membagikan 11,816 temuan, pertanyaan dan hal-hal lainnya.  Hingga akhir investigasi, tercatat ada lebih dari 400 jurnalis, terdiri dari reporter, editor, pemrogram komputer, pemeriksa dan lainnya, yang bekerja dalam proyek ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...