Bahaya Pandemi Corona di Balik “Tembok” Korea Utara

Martha Ruth Thertina
14 April 2020, 15:24
korea utara, corona, virus corona, kim jong un
ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA//wsj/cf
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk Rumah Sakit Umum Pyongyang yang baru. Foto dipublikasikan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Selasa (17/3/2020).

Korea Utara masih menyatakan nihil kasus infeksi virus corona meski negara tetangganya telah melaporkan puluhan ribu kasus. Namun, beberapa media melaporkan adanya kasus kematian tentara dan sipil di negeri pimpinan Kim Jong Un tersebut, karena gejala yang mirip corona. Di tengah informasi tersebut, rumah sakit modern dibangun cepat di Pyongyang.

Seremonial pembangunan rumah sakit terjadi pada pertengahan Maret 2020. Mengutip KCNA Watch – agregator berbahasa Inggris media pemerintah Korea Utara KCNA – Kim yang menghadiri seremonial mengatakan partai berkuasa yakni partai buruh memutuskan untuk membangun rumah sakit dalam rapat pada akhir Desember.

Partai buruh merupakan satu-satunya partai politik di Korea Utara. “Partai kami menganalisis dan menilai layanan kesehatan publik dan layanan medis secara komprehensif, ilmiah, dan terbuka, dan melakukan kritik diri terhadap fakta bahwa tidak ada pembangunan layanan medis yang sempurna dan modern bahkan di pusat kota,” kata Kim dalam pidatonya.

(Baca: Menelusuri Asal Teori Konspirasi 5G dan Corona, Serta Kebenarannya)

Kim mendeklarasikan pembangunan rumah sakit tersebut sebagai prioritas pertama. Pembangunan ditargetkan rampung secepatnya, yaitu sebelum peringatan pendirian 75 tahun Partai Buruh pada Oktober 2020. Untuk itu, rencana-rencana proyek konstruksi lainnya di tahun ini ditunda.

Beberapa pengamat menduga keputusan pemerintah Korea Utara mempercepat pembangunan rumah sakit modern di Pyongyang adalah untuk merespons pandemi corona. Apalagi, Tiongkok yang berbatasan langsung dengan Korea Utara melaporkan kasus corona sejak Desember dan telah mencatatkan lebih dari 80 ribu kasus infeksi virus tersebut hingga kini.

Adapun Korea Utara merupakan salah satu negara pertama yang melakukan penutupan wilayah alias lockdown yakni mulai awal Februari. Berdasarkan pernyataan Perwakilan Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) untuk Korea Utara Edwin Salvador kepada Reuters, puluhan ribu orang telah dikarantina sejak akhir tahun lalu.

(Baca: Penangkapan Profesor Harvard dan Program Seribu Ilmuan Tiongkok)

Salvador memerinci, hampir 25 ribu orang dibebaskan dari karantina. Sedangkan per 2 April, jumlah yang dikarantina sebanyak 509 orang, dua di antaranya warga asing. Informasi lainnya menyebutkan seluruh diplomat dari negara lain turut menjalani karantina.

Tes corona telah dilakukan terhadap 709 orang, dengan 11 di antaranya warga asing. Namun, seperti disinggung di awal, belum ada laporan kasus positif.

Militer Korea Utara sendiri dilaporkan dalam status “lockdown” selama sebulan mulai pertengahan Maret lalu. Latihan militer ditiadakan. Ini berdasarkan informasi  dari Kepala tentara AS di Korea Selatan. Media Australia Australian Broadcasting Coorporation memberitakan, Diplomat Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa mengonfirmasi hal tersebut.

Laporan Kasus Kematian dengan Gejala Mirip Corona

Beberapa media yang berbasis di Korea Selatan melaporkan kasus-kasus kematian dengan gejala infeksi corona atau Covid-19 di Korea Utara setidaknya mulai Februari. Meskipun, pemerintah Korea Utara mengklaim belum ada kasus positif corona.

Pada Februari lalu, Daily NK -- media yang berbasis di Korea Selatan dan fokus pada pemberitaan soal Korea Utara – memberitakan sebanyak lima orang meninggal karena Covid-19 di Sinuiju, kota hub perdagangan yang berbatasan dengan Tiongkok. Surat Kabar yang berbasis di Korea Selatan Chosun Ilbo juga pernah melaporkan soal dua orang yang diduga terinfeksi corona di kota tersebut.

Sedangkan pada 9 Maret lalu, Daily NK memberitakan, sebanyak 180 tentara dari berbagai markas meninggal dunia karena gejala yang mirip dengan Covid-19, sedangkan sebanyak 3.700 lainnya dikarantina. Ini berdasarkan informasi dari sumber militer di Korea Utara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...