Beberapa Obat yang Diklaim Efektif Sembuhkan Pandemi Corona

Martha Ruth Thertina
19 Maret 2020, 20:15
virus corona, obat corona, obat, corona, remdisivir, favipiravir, Avigan
ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Petugas medis dengan baju pelindung menyiapkan obat tradisional China (TCM) untuk pasien corona di sebuah apotek Rumah Sakit Tongji Wuhan, di Hubei, Tiongkok, Senin (2/3/2020).

Peneliti dari berbagai belahan dunia terus mencari obat yang paling efektif untuk menyembuhkan infeksi corona atau Covid-19. Beberapa jenis obat disebut menjanjikan, termasuk remdisivir dan favipiravir. Puluhan kandidat obat juga tengah diuji coba guna melindungi protein dalam diri manusia yang diandalkan virus corona untuk berkembang.

Remdisivir adalah antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences sebagai obat untuk infeksi penyakit akibat virus ebola. Dalam penelitian sebelumnya terhadap binatang, remdisivir memang bisa menahan perkembangan beberapa virus lain.

Advertisement

Para peneliti dari Institut Virologi Wuhan menemukan remdisivir efektif dalam memerangi virus corona ketika dikombinasikan dengan obat malaria chloroquine. Para peneliti Tiongkok ini dilaporkan telah mengajukan paten pada Januari lalu.

(Baca: Lewat Tes Massal, Pemerintah Buka Kans Pasien Corona Dirawat di Rumah)

Belum sampai dua bulan berselang, pemerintah Tiongkok merekomendasikan obat lainnya untuk perawatan pasien corona. Obat yang dimaksud adalah obat influenza favipiravir yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang Fujifilm Holdings efektif dalam melawan virus corona baru.

“Ini sangat aman dan efektif,” kata Direktur di Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi Tiongkok Zhang Xinmin, seperti dikutip Nikkei.

Anak usaha Fujifilm Holdings yaitu Fujifilm Toyama Chemical mengembangkan obat tersebut pada 2014 dan telah dipergunakan untuk merawat pasien corona di Jepang sejak Februari lalu.

Di Tiongkok, uji klinis atas obat tersebut telah dilakukan terhadap 200 pasien di rumah sakit-rumah sakit di Wuhan dan Shenzhen. Hasilnya, pasien yang menerima obat tersebut bisa cepat mendapatkan hasil tes negatif dan gejala pnemonia berkurang.

(Baca: Gencar Tes Massal Corona di Berbagai Negara, Senjata Perangi Pandemi)

Menurut Zhang, pasien yang mengonsumsi favipiravir mendapatkan hasil tes negatif dalam waktu rata-rata 4 hari, lebih cepat dari yang tidak yakni 11 hari. Hanya 8,2% pasien yang mengonsumsi obat ini membutuhkan alat bantu pernapasan. Persentase ini lebih rendah dari kelompok pasien yang tidak mengonsumsi obat tersebut yakni 17,1%.

Sebelumnya, pemerintah Jepang pada 2014 memutuskan obat yang diproduksi dengan merek dagang Avigan ini hanya akan digunakan bila pemerintah ingin memerangi virus influenza baru atau yang kembali berkembang. Saat ini, Fujifilm menyediakan Avigan bagi rumah sakit-rumah sakit di Jepang untuk pengujian klinis. Perusahaan juga tengah menyiapkan uji klinisnya sendiri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement