Terpidana Mati Hadapi Tantangan dari Soal Makanan hingga Depresi

Dimas Jarot Bayu
10 Oktober 2019, 16:28
Terpidana Mati di Indonesia, Kontras
ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Lapas Nusakambangan

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat sederet persoalan dalam penanganan terpidana mati di Indonesia. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Kontras di delapan lembaga pemasyarakatan (Lapas) pada Desember 2018-Juli 2019.

Penelitian dilakukan dengan mewawancarai tujuh terpidana mati, dua pengacara, dan dua perwakilan keluarga, serta tinjauan pustaka. Dari penelitian tersebut ditemukan beragam persoalan dari soal makanan, akses bertemu keluarga, hingga penanganan kesehatan fisik dan mental.

Advertisement

Kepala Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia Kontras Arif Nur Fikri memaparkan, terpidana mati khususnya di Lapas Nusakambangan kerap tak bisa beraktivitas dengan baik. Kondisi ini berbeda dengan para terpidana mati yang ditahan di Lapas lainnya.

"Namun di sisi lain para terpidana yang ditahan di luar Lapas Nusa Kambangan mengeluhkan terkait dengan kepadatan penghuni dalam sel penahanan," kata Arif di Jakarta, Kamis (10/10).

(Baca: Tersisa 37 Vonis, Amnesty International Dorong Hukuman Mati Dihapus)

Ia juga menyebut terpidana mati mengeluhkan persoalan makanan. Ini karena jumlah terpidana di dalam Lapas seringkali melebihi kapasitas. "Beberapa narapidana asing juga mengeluhkan ketiadaan akses perpustakaan di beberapa Lapas," kata dia.

Kemudian, ada juga persoalan pemenuhan hak atas kesehatan, baik fisik maupun mental. Arif mengatakan, di beberapa Lapas, sudah ada petugas yang bisa memberikan layanan konseling. Hanya saja, layanan tersebut baru bersifat assessment.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement