Kenaikan Harga Emas Tertahan, Citibank Ramal Rekor Baru dalam 2 Tahun
Harga emas dunia kembali naik ke atas US$ 1.500 per ounce, setelah sempat turun dalam beberapa hari perdagangan. Namun, kenaikan tampak masih tertahan seiring investor yang menantikan kebijakan bunga acuan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Lantas, bagaimana potensi harga emas ke depan?
Mengacu pada data Bloomberg, harga emas di bursa Comex dibuka US$ 1.504 per ounce pada perdagangan Kamis, 12 September 2019. Naik 0,1% dari penutupan perdagangan sebelumnya yaitu US$ 1.503 per ounce. Saat berita ini ditulis, harga emas Comex berada di level US$ 1.500 per ounce.
Sedangkan harga emas di pasar spot dibuka stabil US$ 1.497 per ounce pada perdagangan Kamis ini. Namun, saat berita ini ditulis, harga emas tercatat US$ 1.493 per ounce, turun 0,27% dari perdagangan sebelumnya.
(Baca: Efek Perang Dagang bagi Ekonomi RI, Lebih Besar dari AS atau Tiongkok?)
Meski begitu, sejumlah pihak memberikan prediksi positif atas harga emas. Citibank Group memprediksi harga emas akan terus naik dan berpotensi menembus US$ 2.000 per ounce dalam dua tahun ke depan. Faktor pendorongnya, risiko resesi global yang dipicu perang dagang AS-Tiongkok, suku bunga acuan – nominal maupun real interest rate -- yang rendah atau lebih rendah, serta menguatnya ketegangan geopolitik.
(Baca: Harga Emas Dunia Anjlok dalam 4 Hari, Diduga Imbas Aksi Ambil Untung)
Jika prediksi tersebut benar, maka artinya harga emas akan mencetak rekor baru, mengalahkan rekor sebelumnya yakni US$ 1.921 per ounce yang tercapai pada 2011 lalu.
Dari dalam negeri, harga emas Antam naik, setelah turun dalam beberapa hari. Mengacu pada logammulia.com, harga emas dunia berada di posisi Rp 752 ribu per gram, naik Rp 1.000 dari perdagangan kemarin. Harga emas penjualan kembali, misalnya di Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung, juga naik Rp 1.000 ke posisi Rp 676 ribu per gram.
Harga Emas Antam, Kamis, 12 September 2019:
Emas batangan 0,5 gr: Rp 400.500
Emas batangan 1 gr: Rp 752.000
Emas batangan 2 gr: Rp 1.453.000
