Perubahan Kabinet, Ekonom Minta Jokowi Pilih Menteri Sesuai Strategi
Sinyal perombakan atau reshuffle kabinet kembali mencuat setelah Pilpres 2019. Beberapa ekonom menyerukan penggantian beberapa menteri ekonomi. Soal ini, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menyatakan perubahan sejatinya disesuaikan dengan target dan strategi di bidang ekonomi.
Menurut dia, ibarat sepak bola, target dan strategi yang digunakan akan mempengaruhi pilihan pemain yang diturunkan. “Kalau mau strategi menyerang, pemainnya harus punya karakter menyerang. Demikian juga kalau mau defensif,” kata dia kepada katadata.co.id, Sabtu (4/5).
Meski begitu, ia berpendapat, tidak perlu ada reshuffle kabinet sekarang ini. Toh, akan ada kabinet baru pada Oktober atau November 2019 mendatang. Kecuali, reshuffle untuk mengganti menteri-menteri yang terjerat kasus hukum.
(Baca: Pengamat Sebut Sekarang Momentum yang Tepat untuk Reshuffle)
Ia menilai, reshuffle kabinet – selain untuk menteri yang terjerat kasus hukum – hanya akan menimbulkan kehebohan tanpa manfaat yang besar. Apalagi, waktu tersisa hingga kabinet baru sangat pendek. “Tanpa arah strategi yang jelas tidak akan efektif,” kata dia.
Sebelumnya, beberapa ekonom menyerukan perlunya penggantian beberapa menteri. Ekonom Universitas Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal, misalnya, berpendapat penggantian perlu dilakukan karena kinerja beberapa menteri membebani pemerintahan.
Ia merekomendasikan penggantian tiga menteri yakni Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Ketiga sektor kementerian tersebut dianggap memiliki segudang masalah.
(Baca: Istana Tunggu Status dari KPK untuk Reshuffle Menteri)