Kemenperin Gelar Innovating Jogja, Cetak Startup Batik dan Kerajinan

Michael Reily
10 April 2019, 02:00
Pengunjung melihat produk batik di salah satu stan pameran Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/5). Pameran yang berlangsung hingga 14 Mei 2017 tersebut menampilkan berbagai produk batik, bordir, tenun dan aksesoris dari
ANTARA FOTO/Moch Asim
Pengunjung melihat produk batik di salah satu stan pameran Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2017 di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/5). Pameran yang berlangsung hingga 14 Mei 2017 tersebut menampilkan berbagai produk batik, bordir, tenun dan aksesoris dari 38 kabupaten di Jawa Timur untuk memberi apresiasi dan kesempatan kepada para perajin mengembangkan kreatifitas, produktifitas dan jaringan pasar.

Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta kembali menggelar Innovating Jogja, yaitu kompetisi inovasi usaha di bidang kerajinan dan batik. Kompetisi tersebut bertujuan untuk mendorong munculnya perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di bidang tersebut.

Kompetisi Innovating Jogja terbuka bagi masyarakat Yogyakarta di bawah usia 45 tahun. Masyarakat yang berminat harus mendaftar dengan mengisi aplikasi dan mengirimkan proposal usaha paling lambat 31 Mei 2019. Mekanisme lengkapnya terdapat dalam website bbkb.kemenperin.go.id.

Kepala BBKB Yogyakarta Titik Purwati Widowati menjelaskan, pada tahun ini, pihaknya tidak hanya menyeleksi calon peserta yang memiliki inovasi di bidang kerajinan dan batik, tapi juga mereka yang berminat untuk memanfaatkan teknologi kompor listrik batik tulis hasil penelitian BBKB.

"Calon tenant yang proposalnya lolos seleksi administratif dan presentasi akan mengikuti kegiatan bootcamp," kata Titik seperti tertulis dalam siara pers Kementerian Perindustrian, Selasa (9/4).

(Baca: Kemenperin Tawarkan 4 Langkah agar Industri Kecil Go International)

Pada akhir kegiatan bootcamp akan dipilih dua tenant inovasi dan dua tenant alih teknologi kompor listrik batik tulis untuk mengikuti kegiatan inkubasi. Keempat peserta terpilih akan menjalani program penguatan teknis produksi serta pembangunan dan pengembangan bisnis. Selain itu, bantuan bahan produksi senilai Rp 20 juta.

Ajang Innovating Jogja sebelumnya telah berhasil melahirkan beberapa startup kerajinan dan batik. Contoh startup di bidang kerajinan yaitu Wastraloka yang bergerak dalam bidang seni lukis pada kerajinan kaleng, Janedan yang bergerak dalam bidang kerajinan kulit tanpa jahit, dan Alra yang bergerak dalam bidang kerajinan kulit kekinian.

Sementara itu, startup di bidang batik misalnya, Tizania Batik yang bergerak dalam bidang batik latar ringkel, serta By&G yang bergerak dalam bidang tas tenun agel kombinasi batik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...