Efek Trump, Kenaikan Harga Komoditas Untungkan Indonesia

Desy Setyowati
24 Januari 2017, 15:23
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Kebijakan Presiden baru Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bakal mengutamakan kepentingan di dalam negerinya, tidak serta-merta merugikan negara lain. Rencana Trump menggenjot sektor pengolahan (manufaktur) AS misalnya, berpotensi mendongkrak harga komoditas. Bila ini terjadi, Indonesia bisa diuntungkan.

Investment Director Aberdeen Asset Management Bharat Joshi menuturkan, harga beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah (crude price oil/CPO), karet, nikel, dan tembaga mulai meningkat seiring dengan kenaikan permintaan di negara maju. Ke depan, ia berharap permintaan juga bakal bertambah dari AS seiring berkembangnya sektor manufaktur di negara tersebut.

“Diharapkan dengan kemajuan ekonomi AS dan manufakturnya akan mendorong kenaikan harga komoditas,” kata Bharat saat media briefing di kantornya, Jakarta, Selasa (24/1). Dengan begitu, Indonesia sebagai negara penghasil tambang dan aneka komoditas perkebunan bisa meraup keuntungan lebih besar dari ekspor komoditas tersebut.

Lebih jauh, Joshi menjelaskan, kenaikan harga komoditas tersebut juga bisa mendorong perusahaan untuk berinvestasi. (Baca juga: Proteksi Trump, Tantangan sekaligus Peluang bagi Ekspor Indonesia)

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri bidang Riset Industri dan Wilayah Dendi Ramdani mengungkapkan, harga CPO dan minyak mentah sudah naik 42,6 persen dan 48,3 persen sejak per 20 Desember 2016. Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga yakni batubara, nikel, dan tembaga.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...