Surplus Dagang November 2016 Mengecil Akibat Impor Ponsel

Miftah Ardhian
15 Desember 2016, 17:55
Pelabuhan ekspor
Katadata

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan pada November lalu sebesar US$ 837,8 juta. Nilainya lebih kecil dibandingkan surplus dagang bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,21 miliar. Salah satu penyebabnya, lonjakan impor mesin dan peralatan listrik, terutama telepon seluler (ponsel), sepanjang November lalu.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, nilai impor pada November lalu mencapai US$ 12,66 miliar atau naik 9,88 persen bila dibandingkan bulan sama tahun lalu. Adapun dibandingkan Oktober 2016, impor naik 10 persen. Namun, secara kumulatif, impor Januari-November 2016 mencapai US$ 122,86 miliar atau turun 5,94 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 

Advertisement

Secara lebih rinci, Sasmito menjelaskan, impor nonmigas pada November 2016 mencapai US$ 10,90 miliar atau naik 9,39 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun jika dibandingkan November 2015, impor naik 10,31 persen. Di sisi lain, impor migas mencapai US$ 1,76 miliar atau naik 13,89 persen dibanding bulan sebelumnya dan naik 7,27 persen dibandingkan November 2015.

“Peningkatan impor nonmigas terbesar pada November 2016 masih didominasi mesin dan peralatan listrik yang naik 15,23 persen menjadi US$ 210,3 juta, terutama dari perangkat handphone,” ujar Sasmito dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/12). (Baca juga: Impor Mesin dan Ponsel Cina Naik, Surplus Dagang Oktober Susut)

Peningkatan yang cukup tinggi juga terjadi pada golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar US$ 149,8 juta, perhiasan dan permata US$ 115,3 juta, dan senjata amunisi US$ 51,3 juta. Sementara itu, penurunan impor terbesar pada golongan kapal laut dan bangunan terapung yang turun 40,97 persen menjadi US$ 55,8 juta.

Meski begitu, secara kumulatif impor selama Januari-November 2016 tercatat menurun 5,94 persen dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi US$ 122,86 miliar. Impor migas menyumbang sebesar US$ 17,07 miliar atau turun 25,17 persen dan nonmigas sebesar US$ 105,79 miliar atau turun 1,87 persen.

Tiga negara impor nonmigas terbesar sepanjang Januari-November 2016 adalah Cina dengan nilai US$ 27,55 miliar atau 26,04 persen dari total impor, Jepang sebesar US$ 11,84 miliar atau 11,20 persen, dan Thailand sebesar US$ 7,95 miliar atau 7,52 persen. Sedangkan impor nonmigas ke ASEAN mencapai 21,57 persen, sementara Uni Eropa hanya 9,18 persen.

Di sisi ekspor, Sasmito menjelaskan, kinerjanya membaik. Nilai ekspor pada November 2016 mencapai US$ 13,50 miliar atau naik 5,91 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan bahkan mencapai 21,34 persen jika dibandingkan November 2015.

Ia merinci, ekspor nonmigas pada November lalu mencapai US$ 12,39 miliar, naik 6,04 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, bila dibandingkan November 2015, ekspor naik 28,75 persen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement