Bidik Peluang Bisnis Baru, BRI Gaet Lebih Banyak Fintech di 2020

Fahmi Ahmad Burhan
5 Desember 2019, 10:16
BRI, fintech
Arief Kamaludin|KATADATA
Logo di Gedung Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan lebih gencar bekerja sama dengan startup teknologi finansial (fintech) pada tahun depan sehingga bisa menghadirkan solusi keuangan yang terintegrasi bagi masyarakat. Kerja sama tersebut digadang-gadang sebagai peluang baru untuk tumbuh.

Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo mengatakan, sejauh ini, pihaknya sudah bekerja sama dengan hampir semua fintech di bidang sistem pembayaran, yaitu OVO, Gopay, dan Link Aja. Selain itu, fintech di bidang pinjaman Investree.

"Bagi BRI, dengan fintech, kami punya area oportunity baru untuk tumbuh, dapatkan transaksinya, simpanannya ke perbankan," kata Indra di Jakarta, Rabu (4/12). Di sisi lain, fintech dinilai efektif dalam mempercepat inklusi keuangan.

(Baca: Tahun Depan, BRI Salurkan Kredit ke UKM Rp 120 Triliun )

Indra optimistis fintech akan tumbuh pesat ke depan. Berdasarkan data dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), nilai penyaluran kredit oleh fintech mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 2018, jumlahnya mencapai Rp 23,4 triliun, melonjak 800% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, jumlahnya diperkirakan mencapai Rp 45 triliun.

Pertumbuhan positif juga ditunjukkan fintech pembayaran. Hasil survei Morgan Stanley terhadap 1.582 responden menunjukkan, 20% dari responden memilih menggunakan layanan pembayaran digital dari perusahaan fintech dibanding milik bank, perusahaan telekomunikasi, atau e-commerce.

(Baca: Akulaku & Kredivo Fintech Lending yang Paling Banyak Digunakan di 2019)

Sebelumnya, Ketua Harian AFPI Kuseryansyah mengatakan, fintech di bidang pinjaman bisa mengambil peluang dari masih banyaknya masyarakat yang belum memanfaatkan layanan keuangan melalui perbankan. "Seperti millenial, itu kan yang paling siap terhubung dengan fintech dan e-commerce," ujarnya.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun ini, indeks inklusi keuangan Indonesia baru mencapai 76,19%. "Dengan kondisi gap pada inklusi keuangan yang masih lebar geliat fintech jadi terus meningkat. Fintech akan semakin banyak digunakan," kata Kuseryansyah.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...