BI Sebut Ekonomi Global Belum Membaik, Ekonom Bicara Risiko Resesi AS

Martha Ruth Thertina
9 Desember 2019, 12:40
Pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia, prediksi pertumbuhan ekonomi, prediksi pertumbuhan ekonomi 2020, perang dagang
Akarat Phasurat/123RF.com

Kondisi ekonomi global masih menantang di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang masih berlangsung, bahkan meluas ke negara-negara lain. Perang dagang tercatat telah menekan perdagangan dan perekonomian global. Risiko resesi AS pun masih membayangi.

Kepala Grup Sektoral dan Regional Depatemen Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia (BI) Endy Dwi Tjahjono mengatakan optimisme terhadap ekonomi global sempat menguat seiring kemungkinan kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok. Namun, masalah baru membuyarkan peluang tercapainya kesepakatan dagang.

“Ada masalah baru, undang-undang AS yang mendukung pemrotes di Hong Kong dan Uighur, sehingga trade deal mentah lagi,” ujarnya di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (9/12).  

(Baca: Jokowi Sebut Ramalannya Soal ‘Winter Is Coming’ Jadi Kenyataan)

Adapun perang dagang yang terjadi antara AS dan Tiongkok jadi faktor pemberat ekonomi global tahun ini. Mengutip Bank Dunia, Endy mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksi hanya mencapai 3% tahun ini, turun dari tahun lalu 3,6%, dan tahun sebelumnya 3,8%.

Pertumbuhan ekonomi AS, Tiongkok, Jepang, kawasan Eropa dan India melemah. Bahkan, ekonomi India diprediksi turun drastis dari 7,1% tahun lalu menjadi hanya 5,9% tahun ini. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diprediksi sedikit membaik, meski masih lemah yakni 3,1%.

Di tengah perkembangan ini, kata Endy, kebijakan moneter bank sentral dunia masih akomodatif, termasuk Bank Indonesia (BI). “Kebijakan moneter masih longgar,” ujarnya, ketika membahas soal arah kebijakan moneter BI ke depan.

(Baca: Dampak Perang Dagang, Impor Tiongkok November Naik meski Ekspor Anjlok)

Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto mengatakan Indonesia tidak imun terhadap perlambatan ekonomi global. Namun, dampak perlambatan ekonomi di dua ekonomi terbesar dunia yakni AS dan Tiongkok terhadap ekonomi Indonesia tidak terlalu besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...