Laba Bersih BCA Naik 13% Meski Kredit Tumbuh Melambat dan Provisi Naik
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih Rp 20,9 triliun sepanjang Januari-September 2019, naik 13% secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 9,9%. Meskipun, pertumbuhan kredit tercatat melambat dan ada kenaikan pencadangan kredit (provisi).
Portofolio kredit BCA tercatat sebesar Rp 585 triliun per akhir September, naik 10,9% secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih lemah dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 17,3%. Meski begitu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaamadja mengatakan pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri yang hanya 8,6%.
Ia menjelaskan, pihaknya tidak berani memasang target kredit yang terlalu tinggi. Ini dengan melihat situasi industri sekarang ini. "OJK, dan BI memperkirakan pada periode ini tumbuh di atas 9%, tapi melihat situasi sekarang ini diperkirakan sampai akhir tahun 8%," ujar dia di Jakarta, Senin (28/10).
(Baca: Laba BRI Tergerus Cadangan Kerugian, Rasio Kredit Seret Korporasi 10%)
Secara rinci, kredit korporasi tumbuh 16,5% secara tahunan, kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 10,5%. Sedangkan, kredit konsumer meningkat 4,1%. Kredit kosumer berupa Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 6,8%, sedangkan kredit kepemilikan kendaraan bermotor (KKB) turun 2%, saldo peminjaman kartu kredit tumbuh 10,4%, dan pembiyaan syariah meningkat 5,9%.
Menurut Jahja, penurunan KKB imbas meningkatnya fasilitas transportasi umum dan transportasi online. "Adanya kemudahan transportasi dengan adanya MRT dan transportasi online. Permintaan kredit mobil berkurang, bahkan kerdit motor negatif," ujarnya.