Kinerja Ekspor Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi Tertinggi 5,17%

Rizky Alika
6 Februari 2019, 13:44
Gedung Perkantoran
Donang Wahyu|KATADATA
Suasana gedung-gedung perkantoran di DKI Jakarta difoto dari ketinggian.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 sebesar 5,18% dibandingkan kuartal sama tahun sebelumnya (year on year), atau total 5,17% untuk keseluruhan tahun 2018. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi sejak 2014 atau selama pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Sejatinya, pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% tahun ini. Namun, capaian tersebut meleset. Melesetnya target lantaran pertumbuhan ekspor yang melemah, sementara pertumbuhan impor melonjak nyaris dua kali ekspor. Alhasil, terjadi net-impor yang berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Advertisement

Kepala BPS Suhariyanto menyebut melemahnya pertumbuhan ekspor seiring pelemahan pertumbuhan volume perdagangan dan ekonomi global. Di sisi lain, impor tumbuh lebih cepat lantaran peningkatan permintaan domestik. Lantaran faktor tersebut, ia pun menilai positif pencapaian pertumbuhan ekonomi tahun lalu.

“Di tengah perekonomian global yang masih tidak tentu arahnya, harga komoditas yang cenderung turun, ini (pertumbuhan ekonomi 2018) menggembirakan,” kata dia dalam Konferensi Pers, Rabu (8/2). Adapun dampak kinerja ekspor ke pertumbuhan ekonomi besar lantaran kontribusinya ke produk domestik bruto (PDB) di kisaran 20%, sedangkan impor minus sekitar 20%.

(Baca: Pembangunan Infrastruktur Masif, Akankah Dongkrak Ekonomi?)

Pertumbuhan ekonomi 2018 disokong oleh meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi, serta melonjaknya konsumsi lembaga non-profit yang melayani masyarakat (LNPRT) jelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres).

Secara rinci, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,05% pada 2018, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,98%. Kosumsi rumah tangga masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi lantaran andilnya terhadap PDB melebihi 50%.

Kemudian, investasi tumbuh 6,67%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 6,15%. Investasi masih menjadi penyokong terbesar kedua pertumbuhan ekonomi dengan andil ke PDB di atas 30%. Lalu, konsumsi pemerintah tumbuh 4,8%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 2,14%, dengan kontribusi ke PDB di kisaran 12%.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement